Lihat ke Halaman Asli

Tahun 2023 Menyadarkan Diriku, Keluarga adalah Segalanya

Diperbarui: 4 Januari 2024   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Juni 2023 menjadi titik terendah bagi kesehatamku. Memasuki Bulan Jni 2023, tepat Hari Sabtu aku mengalami batuk pilek. Mulanya biasa saja. Aku izin ke kantor untuk tidak masuk kerja. Seminggu aku sudah istirahat di rumah. Tapi batuk pilekku makin hebat. Bahkan kali ini diselingi sesak napas dan susah tidur. Semua seisi rumah mulai gelisah melihat kondidikua. Padahal sudah berobat ke dakter. Aku mencoba tetap rajin meminum obat yang dari resep dokter. Tetapi sesak nafasnya makin menjadi. Dan sekarang ditambah sendawan yang tidak bisa berhenti. Sendawan yang membuatku tidak bisa tidur baik siang atu malam dengan panas badan tinggi.

Karena kondisiku yang semakin parah, akhirnya Sabtu malam minggu aku dilarikan ke rumah sakit. Menurut anakkum aku masuk di Ruang ICU dan menjalani pemeriksaan tensi darah, jantung dan paru paru. Setelah dilakukan pemeriksaan. menurut anakku dan istriku, aku masuk kamar perawatan dengan bantuan selang tabung oksigen yang terpasang di hidung. 

Besoknya , setelah sadar, aku menjalani berbagai pemeriksaan yang aku sendiri tidak tahu. Sampai akhirnya aku diberi tahu sama istrikubahwa aku ditangani oleh tiga dokter spesialis, yaitu dokter ahli jantung, dokter ahli paru paru dan dokter ahli penyaki dalam. Saat itu juga mentalku down. Aku merasa tidak ada harapan. Apalagi berbagai selang alat kedokteran yang menempel di tubuhku. Semakin menambah jatuhnya mentalku.

Tetapi harapanku mulai terbangun kembali saat melihat anak anakku yang berkumpul menjagaku. Kupandangi satu persatu mereka. Ya, mereka anak anakku yang masih membutuhkanku. Mereka masih dalam masa pendidikan. Apalagi saat anakku yang paling kecil mengatakan " Abi harus semangat. . Kek mana aku kalau Abi nggaka sehat. Nggak sembuh?.". Saat itu aku menitikkan air mata. Dan saat itu juga aku sadar.Masih banyak hal yang harus kuperjuangkan.Aku harus sehat. Tak ada yang tak sembuh!!!. Kecuali kalau memang Allah berkehendak lain. Selama kita berusaha maka Tuhan kasih jalan.

Setelah menjalani perwatan 2 bulan, ditambah perwatan dirumah aku mulai sehat. Peran keluarga menjadi obat terbaik bagiku. Mereka menyiapkan obat obat yang harus kuminum, menjaga pola makanku, mengingatkan pola makanku, menjaga semua perilaku untuk menjaga hidup sehat, bahkan setiap saat mereka meuntunku dan menemaniku saat aku bosan dirumah.

Kini kesehatanku sudah mulai normal . Pola hidupku mulai berubah. Aku tidak lagi mengkonsumsi kopi dan gula. Konsumsi nasi sangat kubatasi. Aku mulai rajin bangun pagi dan melakukan olah raga sebelum berangkat kerja. Aku juga memberhentikan semua aktivitas diluar selain urusan kerja. Semua seisi rumah , mulai istri, dan anak anak menjadi penjaga dan pengontrol untuk kesehatan dan kebaikan hidupku. Terimakasih istri dan anak anakku. Tahun 2023 menjadi kesadaran bagiku, bahwa Keluarga adalah nomor satu dan segala galanya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline