Lihat ke Halaman Asli

Moderasi Beragama dalam Pendidikan Islam

Diperbarui: 13 September 2022   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Moderasi Beragama dalam Pendidikan Islam

 

Oleh: Masduki Duryat*)

Sekarang ini kita sedang menghadapi sebuah fase 'ujian' untuk tetap mempertahankan sebagai sebuah bangsa yang berdiri di atas kemajemukan, multikultultural.

Kita bangga bangsa ini berdiri di atas kemajemukan dan lebih bangga lagi sebagai sebuah bangsa kita masih survive, tetap tegak berdiri. Kemajemukan ini dalam dimensi ikatan Bhinneka Tunggal Ika, satu sisi merupakan opportunity tetapi sisi lain merupakan sebuah ancaman.

Salah satu bentuk ancaman dalam berbangsa dan bernegara adalah konflik horizontal, diperlukan sikap moderat dalam beragama dan langkah tepat dalam menanamkan sikap beragama yang moderat adalah melalui pendidikan.

Korelasi Pendidikan (Islam) dengan Sikap Moderat

Pendidikan (Islam) dengan sikap moderat saling berkelindan dengan argumentasi penguatan pemahaman tentang moderasi dan paham keagamaan dalam upaya untuk menanggulangi munculnya pemikiran keagamaan konservatif yang tidak mau menerima realitas keragaman dan perbedaan.

Padahal seperti yang diungkapkan oleh Husein Shahab kebenaran itu bisa didapat dengan dua sisi; kebenaran filosofis dan kebenaran sosiologis.

Secara filosofis, kebenaran yang sbenarnya adalah satu, tunggal dan tidak majemuk---yakni sesuai dengan realitas---tetapi pencapaian kebenaran pada setiap orang bisa berbeda. Dalam konteks agama, semua agama---Yahudi, Nasrani, Islam, Budha, Hindu termasuk aliran kepercayaan---ingin mencapai Realitas Tertinggi (The Ultimate Reality).

Kristen dan Islam menerjemahkan Realitas tertinggi sebagai Allah (dengan pelafalan yang sedikit berbeda), Yahudi sebagai Yehova, demikian juga dengan keyakinan yang lain. Ini berarti bahwa yang dikejar sebagai realitas tertinggi itu sebenarnya adalah yang satu. Itulah kenapa menurut Frithjof Schoun semua agama itu sama dalam alam transendental. Pada alam itu, semua agama mengejar Realitas Tertinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline