Lihat ke Halaman Asli

David Efendi

Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

Sembilan Kartini dan Kita

Diperbarui: 21 April 2016   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kepada 9 Kartini dan untuk semua yang peduli, 

Ada tangis akhir episode republik ini. Setelah Bertahun berjuang dalam sunyi dan dalam kegalauan Ibu Ibu rembang, akhirnya Edisi membelenggu kaki dengan cor semen di monas~tugu kemerdekaan yang justru menghadirkan belenggu. Pertanda, Kita belum merdeka. Rezim rezim yang Tak pernah membaik.

Sajak Sajak INI adalah mantra mantra yang dikirim lewat kawat elektrik. Semoga sampai pada waktunya, pada empunya.

Door Duisternis tot Licht

Puisi untuk Perempuan yang Tak pernah padam

Zaman getir dan kejatuhan
Zaman pahit dan pemberangusan
Zaman benteng dam belenggu
Zaman kegelapan dan kekalahan

Door Duisternis tot Licht

Siapa yang dikalahkan
Oleh siapa
Siapa yang dibungkam oleh siapa
Siapa yang dibelenggu oleh siapa
Siapa yang terbelakang, Dan oleh siapa

Door Duisternis tot Licht

Siapa yang melawan, siapa yang dilawan
Siapa yang bersekutu, dengan siapa bersekutu
Siapa penuh ketakutan, takut pada APA atau siapa?

Door Duisternis tot Licht
Habis gelap terbitlah terang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline