Lihat ke Halaman Asli

David Efendi

Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

Terjebak di Ruang Antara

Diperbarui: 5 April 2016   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak sekali yang asik di tulis hari ini seperti ingin menyelinap dalam labirin pengetahuan yang maha luas, namun aku terjebak pada jasad yang pengap pada gadget yang sekarat. Banyak keinginan, menjadi malapetaka sehingga banyak juga hal hal berguna aku lewatkan begitu saja.

Menulis memang bekerja untuk keadilan juga untuk keabadian namun kadang aku rasakan sudah banyak kata kata keadilan, Kemanusiaan, kebenaran dipahat saban pagi, siang dan malam hingga aku tak mengerti lagi apa itu artinya. Kosong itu berisi, berisi itu kosong. Ucap sebuah mantra.

Rasanya melihat Pergerakan manusia yang tak lelah belajar di kedalaman waktu. Langit yang redub, jalanan yang super ramai tak menyurutkan langka langka pasti pemuda kalibedog mendatangi majelis taklin kayaknya ikhwan Dan akhwat yang berhamburan mendatangi murabbi dalam ritual jamuan liqo.

Pemuda Kali bedog merasakan kudaban saban hari dengan menu " kanan kiri asik" seperti munir yang dicatat sejarah "kanan kiri merah hijau". Dinamika itu adalah perlambang nafas kehidupan.

Perubahan adalah simbol perlawanan yang terus menerus didamba, dijaga, dirawat, agar berbunga, berbuah Dan mengubah tembok menjadi pagar wewangian yang menghidupi banyak kumbang kumisan.

Dunia yang aku alami keseharian adalah dunia "Antara" atau "in between" jika kajian Gerry v Klinken menyebut eksistensi new meddle class. Sedikit beda, dunia Antara yang aku alami adalah Antara kenyataan yang dialami Dan ruang virtual yang penuh muslihat. Saya salut pada teman teman kalibedog yang hidupnya pada ruang "kenyataan" seperti cerita IBU flora Dari Komunitas IBU berkebaya, juga Lupet Dari Komunitas pemakai sarung tetangga, Dan Fauzan dalam dunia kuratorsip. Aku masih berada di Antara....

Ruang ruang socmed yang tak bermakna kadang kadang. Riuh rendah dialog membahana Dari group warung tetangga, sabda rakyat, joint, propaganda jogja, alumni ini alumni ITU. Menghujat Dan memuji ahokisme, wih...semua menyembul tanpa batas waktu ruang.

Dunia Antara bisa jadi ruang Sandi wara baru, ruang yang penting tapi tak nyata....

Entah berupa juta atau miliar detik kita habiskan untuk hal hal yang kita kira penuh makna, padahal tidak selalu. Tak ada yang absolut.

Setiap saat aku harus melayani japrian line, mengconfirm permintaan pertemanan, menghapus tag yang tak aku suka--sebagian karena kontain dewasa menengah...melayani pikiran liar hasrat melawan ruang ruang kenyataan yang menindas....banalnya suatu "kenyataan baru."

Brutalitas pembangunan yang mengubah bumi untuk manusia menjadi bumi untuk memperbesar keuntungan sambil mencekik lainnya...ITU kenyataan pahit bukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline