Lihat ke Halaman Asli

David Efendi

Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

Robohnya Warung Rakyat ini

Diperbarui: 16 Maret 2016   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah ini dimulai dari suatu kisah yang menarik dari sebuah novel apik.[caption caption="warung rakyat kami atas izin pemilik desain dwiyogaar"][/caption]

Dari semak  di tebing sungai yang trejal, munculnya pertanyaan dua mahkluk tuhan

“kan sudah zaman edan, Mas. Pilihan kita hanya dua. Ikut edan atau jadi korban keedanan.”

“memang sich pak, sekarang ini dimana tidak ada orang edan?jajaran birokrasi pemerintah,  itu gudangnya. Jajaran penegak hokum, tentara, dekdikbud, depag,  sama saja. Kontraktor, banker, tak ada beda. Wakil rakyat? Ngge sami.

Dialog ihwal waras ini saya ambilkan dari buku Ahmad Thohari Orang-orang Proyek. Buku yang sangat baik untuk menjaga agar waras masih berpihak kepada kita—jika memang mendambah waras itu baik. Saying sekali, jika kita bicara pada orang-orang yang tak mengenal kewarasan itu sehat dan perlu laiknya ikan yang tak lagi mempertanyakan air sebagai habitat hidupnya.

Separuh nafas kita menahan badai penghancuran yang bertubi-tubi mendera DI Yogyakarta justru diera dimana keistimewaan mendapat formalitas dalam kerangkah UU khusus keistimewaan yaitu UU No.13 di penghujung tahun 2012. Jadi ksitimewaan di sisi lain ada upaya memagarinya dengan definisi yang ‘official’ sebagiamana yang termaktub di dalam UU tersebut dan dari beragam framing yang dimainkan oleh birokrasi-teknokrasi. Di sisi sebrang lainnya, ada pembantaian definisi formal dengan membangun beragam kontruksi baru apa makna keistimewaan. 

Bahkan ada keistimewaan itu diartikan sebagai sesuatu yang telah tercerabut ruh dari materinya. Keistimewaan telah direnggut dari saripatinya oleh kekuasaan yang pongah. Dan di social media saya saksikan ada pula yang bilang itu neo-fasisme.

 

Jogja ilang dalane

Jembar supermarket-te

Penguasa lalai

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline