Lihat ke Halaman Asli

daryo susmanto

Pembelajar

Gurah Mata Versus Gas Air Mata

Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Danlanal Cirebon ikut gurah mata. Dokumen D'Tadarus Community

Perih di mata yang dirasakan dalam beberapa menit, bagi sebagian jamaah ada yang menanggapinya dengan terus melantunkan Asma Allah ada juga yang sesekali berteriak kesakitan. Tisu yang disiapkan oleh panitia pun menjadi alat untuk menyeka air mata yang keluar dari sudut mata.

Itu sedikit gambaran situasi jamaah sesaat setelah dilakukan gurah mata di Masjid At-Taqwa Kota Cirebon. Gurah mata kali ini dipimpin oleh KH. Ade Abdurohim Ahmad.

Bagi penulis sendiri, gurah mata kali ini adalah untuk yang pertama kalinya. Awalnya kami berpikir gurah mata ini dilakukan dengan cara meneteskan cairan tertentu ke dalam mata jamaah. Itu yang disangkakan sebagian besar jamaah. Ternyata, perkiraan itu keliru. Awalnya jamaah diminta duduk membentuk shaff shalat, kemudian Pak Kyai membaca doa dan dilanjut dengan pembacaan beberapa Asma Allah yang ditirukan oleh jamaah. Saat jamaah menirukan Asma Allah inilah, Pak Kyai mulai berkeliling melakukan terapi gurah mata. Diawali dari jamaah paling depan sampailah pada giliran penulis yang memang duduk di shaff terdepan. Kami hanya diminta untuk membuka mata, lalu Pak Kyai meniup kedua mata kami yang sesaat langsung terasa perih.

Tentang rasa perih ini sdh disampaikan sebelum terapi dimulai. Bagi penulis yang pernah merasakan perihnya gas air mata, perihnya gurah mata ternyata lebih perih lagi. Namun, efeknya sangat berbeda. Efek gas air mata bisa menyebabkan iritasi pada selaput lendir mata, iritasi pada hidung, tenggorokan, bahkan bisa sampai perut termasuk sakit kepala dan sensasi terbakar. Adapun efek gurah mata yang penulis rasakan adalah mata terasa lebih fresh, pandangan pun lebih jelas. Menurut Pak Kyai sendiri untuk keefektifan pengobatan diperlukan minimal tiga kali gurah sehingga mata plus atau minus bisa normal kembali, sedangkan yang ada kataraknya diperlukan terapi cukup lama, setidaknya diperlukan tujuh kali terapi atau gurah mata.

Penasaran dan ingin mencobanya? Semoga bermanfaat.

Foto bersama sesaat sesudah terapi (Gerakan Subuh Berjamaah) Dokumen D'Tadarus Community




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline