Lihat ke Halaman Asli

Kualitas Pelayanan Publik di Indonesia 2014

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencermati penjelasan dari Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Mirawati Sordjono dalam workshop building internasional knowledge sharing alliances on publik sector innovation, di Denpasar Bali yang berlangsung dua hari dimulai pada 24 - 25 Februari 2014, dikatakan bahwa, "Pelayanan publik harus melayani dengan hati, sepenuh hati, dan hati-hati. Tidak sesuka hati".

Wujudnyata dilapangan kualitas birokrasi yang ada tidak sama dan selalu berubah kualitas birokrasi yang dilaksanakan sesuai bentuk kebijakan pejabatnya. Kualitas pelayanan pejabat A bagus, namun ketika digantikan oleh pejabat B kualitas menurun, begitu seterusnya yang terjadi di lapangan.  Spesifiknya, biaya birokrasi di kota A gratis sedangkan di kota B sangat mahal tanpa ada penyertaan bukti administrasi.

Perusahaan yang memegang teguh integritas seringkali terkendala dengan bentuk-bentuk birokrasi yang tidak transparan seperti ini. Para PMA menilai pengusaha biro jasa legalitas dokumen tidak professional, namun pemahaman didapat ketika para PMA menyatakan sendiri kualitas birokrasi yang ada. Integrasi perusahaan terjaga namun rasa malu mempunyai negara dengan birokrasi carut marut belum terobati.

Hasil yang diharapkan dari, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menyebutkan "untuk membentuk Mindset dan cultural Set Aparatur, Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi." Integritas dan Kinerja Yang Tinggi memerlukan perubahan tidak hanya pada sisi aparatur yang ada tetapi sejak dalam seleksi PNS memilih yang mempunyai dasar moral yang baik.

Harapan Pelayanan publik Go Internasional harus mewujudnyatakan integritas dan kinerja yang tinggi. Saya bangga menjadi orang Indonesia tidak sedikit yang pinter dan paling pinter membenarkan diri sendiri. Walaupun sudah nyata salah bisa jadi benar. Pinter banget kan?

Semoga harapan terwujud bukan hanya impian untuk mendapatkan, "Pelayanan publik harus melayani dengan hati, sepenuh hati, dan hati-hati. Tidak sesuka hati". Tidak hanya terdengar pinter diplomasi dan teori. Semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline