Lihat ke Halaman Asli

semutmerah

Bukan untuk dikritisi, tapi untuk direfleksikan

Kepemimpinan Ala Nusantara

Diperbarui: 30 Mei 2020   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

  • Apakah pemimpin itu?
  • Bagaimanakah pemimpin itu, baik sikap maupun sifatnya?
  • Aku ingin jadi pemimpin, untuk apa?
  • Kalau aku jadi pemimpin, lantas aku mau ngapain?
  • Kalau aku sudah jadi pemimpin, terus mau apa dan mau bagaimana?
  • Jika aku pantas jadi pemimpin, aku pantas karena apa?
  • Apa hak dan kewajibanku saat jadi pemimpin kelak?
  • Jika impian ku menjadi pemimpin gagal, masih maukah aku menjadi manusia dan memanusiakan manusia?
  • Saat aku jadi pemimpin, apa yang aku harus pimpin? Orangnya, arahnya, konsepnya, atau apa?
  • Aku jadi pemimpin nanti, akan ku bawa kearah apa kepemimpinan dan yang kupimpin?

Kepemimpinan bukanlah hal yang mudah juga bukanlah hal sulit. Sepuluh pertanyaan diatas saya rangkum dari sekian pertanyaan yang amat sangat penting mengenai kepemimpinan. 

Banyak yang ingin jadi pemimpin, namun kesulitan saat dihadapkan pada tantangan dan ujian, serta terlalu sibuk pada problem (permasalahan) daripada penyelesain masalah (pencarian solusi). Justru ada yang tidak ingin jadi pemimpin, namun sikap dan pemikirannya mencerminkan kepemimpinan yang dibutuhkan orang-orang disekitarnya.

Bangsa Indonesia mempunyai bentuk dan karakter kepemimpinan yang unik, dan hal tersebut tidak lepas dari peran nilai-nilai kearifan local, yang sudah teruji relevansinya selama ratusan tahun jauh sebelum Indonesia terbentuk (sejak masa Nusantara).

Kepemimpinan dalam konsep Bangsa Indonesia bukanlah jabatan dan wewenang semata. Justru kepemimpinan dalam konsep Bangsa Indonesia adalah nilai-nilai sikap, sifat, tindakan, pemikiran, pemahaman, dan kontemplasi yang berdampak besar, baik, serta bermanfaat bagi sekitarnya. 

Hal ini sudah mendasar sejak dulu kala bahwa kepemimpinan adalah pemimpin yang contoh dan wujud nyata yang bisa ditiru, dicontoh, diterapkan, bahkan dijadikan panutan bagi seluruh masyarakat disekitarnya.

Bangsa Indonesia terkenal akan sejarah dan kebudayaannya yang sarat akan nilai-nilai kearifan, kebijaksanaan, keadiluhuran, dan tak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut banyak menginspirasi lalu diadopsi oleh negara-negara asing diseluruh dunia ini. 

Sepanjang Indonesia berdiri, dominasi nilai-nilai kepemimpinan diambil dari nilai-nilai bagaimana Nusantara berdiri. Semua kerajaan di Nusantara mempunyai kebudayaan yang beragam, namun mempunyai satu benang merah dan nafas yang sama dalam hal kepemimpinan.

A. Keseimbangan Jagad Cilik dan Jagad Gedhe

Jagad cilik adalah diri pribadi dan Jagad Gedhe adalah semua yang ada diluar diri pribadi, yaitu orang lain, flora fauna, dan seisi alam semesta raya. Kita tidak akan bisa memimpin semua yang ada diluar diri pribadi jika kita sendiri tidak bisa memimpin diri pribadi. Memimpin diri sendiri sama halnya dengan mencari dan mempunyai solusi atas problem-problem diri sendiri. 

Bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah masyarakat jika kita tidak dan belum bisa menyelesaikan masalah diri sendiri terdahulu. Konsep ini bukan berarti kepribadian yang individualis, justru konsep ini adalah sadar diri dan sadar akan kapasitas diri pribadi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline