Lihat ke Halaman Asli

Efek Belajar Daring, Sehatkah bagi Anak-anak?

Diperbarui: 23 Agustus 2021   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semenjak berlakunya tanggap darurat wabah corona pada tahun lalu, mengakibatkan banyaknya instansi-instansi dan lembaga-lembaga dari berbagai sektor untuk memberlakukan work from home (WFH) atau segala pekerjaannya dilakukan dirumah, tak terkecuali lembaga pendidikan di seluruh tingkatan mulai PAUD hingga perguruan tinggi.

Tentunya hal ini hal ini juga menuai banyak pro dan kontra dalam pelaksanaannya di masyarakat. Banyak yang pro atau mendukung lantaran anak dan orang tua memiliki banyak waktu untuk berkumpul dan belajar bersama, serta memancing daya kreativitas anak dalam belajar. Tapi tak sedikit juga yang menolak alasan tersebut dengan argumen bahwa dalam belajar online, anak kurang tanggap,aktif & kreatif dalam belajar. Penulis sendiri termasuk yang kontra terhadap belajar online, dan membuktikan bahwa  efektivitas dalam belajar online sangat kurang. Mengapa demikian? Karena pada suatu waktu penulis melakukan bimbingan belajar bersama anak-anak disekitar rumah penulis untuk melaksanakan tugas KKN. Ketika seorang murid bimbel penulis kesulitan dalam mengerjakan tugasnya, yang notabene jawaban dari tugas soal di Lembar Kegiatan Siswa (LKS)  seluruhnya sudah terdapat pada ringkasan materi dari tim penyusun, murid tersebut tidak membaca dahulu atau setidaknya bertanya dahulu pada pengajar bimbel nya, tanpa ba-bi-bu membuka ponselnya, lalu mengetik sesuatu di mesin pencarian. Setelah penulis tanya, ternyata si murid tersebut sedang mencari jawaban dari soal LKS nya. "Biar cepat kak, Googling saja!".

Hal ini membuktikan bahwa belajar online pada sebagian siswa atau murid memang kurang efektif dan sedikit contohnya adalah mengurangi minat baca pada siswa. Dan juga, tentunya mempengaruhi kesehatan penglihatan dari siswa karena harus menatap layar ponsel sekian jam, itu belum dihitung ketika siswa tersebut gemar memainkan game online. Terlebih dalam belajar dari rumah ini, siswa cenderung kurang bergerak karena banyak berdiam diri dirumah. Semoga saja pandemi ini lekas berlalu agar siswa-siswa lekas kembali ke sekolah supaya lebih aktif, tangkas dan lebih membuahkan hasil serta tentunya, mengurangi rutinitas didepan gadget yang menurut banyak pakar merupakan hal yang kurang sehat jika dilakukan dalam jangka panjang. Namun untuk mencegah efek buruk jangka panjang beraktivitas didepan gadget, perlu kita siasati dengan banyak mengkonsumsi asupan vitamin A yang terdapat pada banyak buah dan sayuran, beristirahat dengan rutin, dan jika perlu menggunakan kacamata anti radiasi yang banyak beredar dipasaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline