Memalsu makna pada permainan kata-kata.
Kalimat puisi dari pujangga yang hilang.
Penuh rasa, sedikit umpatan dan yang paling penting ialah jeda.
Celah di antara itu hanyalah cara ia kembali pulang.
Bintang sedang hidup;
langit meredup;
angin mulai sayup-sayup;
bulan terlihat gagah di seluruh degup.
Pukul dua pagi, aku harus kembali menuju sepi.
Sedari tadi, aku merasa khawatir perut kembung.
Masih setengah sadar, tidak ada seorang pun di kedua sisi.