6 September 1898, Wilhelmina Helena Pauline Maria, dinobatkan sebagai Ratu Kerajaan Belanda. Usianya baru genap 18 tahun, Ia anak satu-satunya dan harus menggantikan posisi ayahnya, Raja Willem III yang meninggal. Penobatan digelar di Nieuwe Kerk, sebuah gereja abad 15 di Amsterdam. Terletak di Lapangan Dam, tidak jauh dari istana kerajaan. Perayaan penobatan tidak hanya digelar di Belanda, juga diseluruh negara jajahan, termasuk di Hindia Belanda atau Nusantara kita, Indonesia.
Beberapa tokoh nusantara menghadiri acara penobatan Ratu Wilhelmina di Amsterdam. Antara lain Putra Mahkota Pangeran Mangkoe Negoro, Pangeran Kutai, Pangeran dari Solo, Sultan Siak, utusan dari Keraton Surakarta, dan beberapa sultan dari berbagai daerah di Nusantara. Satu lagi tokoh yang tidak hadir pada acara penobatan, namun terekam paling sibuk, merayakan penobatan di Nusantara, adalah Penasihat Kehormatan Urusan Arab.
Tokoh itu adalah Usman bin Yahya, kala itu, dikenal sebagai Sejjid Oesman bin Abd Allah bin Aqil bin Jahja Alawi. Domisilinya di Batavia atau Jakarta. Satu bulan sebelum penobatan, terekam dalam pemberitaan, sang penasihat sudah sibuk menyusun rangkaian acara bagi penduduk Nusantara. Agustus 1898, Ia membuat seruan pada semua masjid di Batavia, (belakangan malah Jawa dan Madura) agar memanjatkan doa untuk Ratu Wilhelmina yang akan dilantik.
Inilah teks lengkap pemberitaan terkait seruan tersebut.
Vrijdag den 2en September zullen alle moslimsche onderdanen te Batavia van H. M. de Koningin na afloop van de chatba in de bedehuizen den zegen van Allah afsmeken over onze jeugdige Vorstin naar een formulier, opgemaakt door den adviseur-honorair voor Arabische zaken Sejjid Oesman bin Abdallah bin Akiel bin Jahja Alawi
Terjemahan bebasnya sebagai berikut
Pada hari Jumat tanggal 2 September, seluruh warga Muslim di Batavia H.M. Ratu, setelah Khutbah di rumah ibadah, akan memohon ridho Allah kepada Ratu muda kita sesuai pengajuan yang dibuat oleh Penasihat Kehormatan Urusan Arab Sejjid Oesman bin Abdallah bin Akiel bin Jahja Alawi
Bukan hanya seruan, Sejjid Oesman bin Jahja Alawi juga menuliskan isi doa dalam bahasa Arab. Ia gandakan lembar doa itu dipercetakan miliknya sendiri dan didistribusikan pada semua masjid. Lembar doa itu dikirim bersaman dengan surat edaran atau seruan. Kalimat pengantar dari surat edaran tersebut sebagai berikut
Hendaknya saudara-saudara seiman yang beriman itu yakinlah, bahwa segala kesejahteraan yang dianugerahkan Allah kepada kita, isteri dan anak-anak kita serta harta benda kita, akan bermanfaat. diberikan kepada kita oleh Allah melalui campur tangan pemerintah Ratu Belanda. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita mengembalikan manfaat ini kepada-Nya. Agar kesejahteraannya meningkat, kami persembahkan untuk Yang Mulia Ratu, sesuai dengan hukum ilahi, doa berikut ...
Isi lengkap dari doa yang disusun Sejjid Oesman bin Jahja Alawi adalah sebagai berikut (ditranslate dari penerjemaan lembar doa dalam bahasa belanda)
Ya Tuhan, yang dengan penuh kasih memberi rezeki dan yang perbendaharaannya terbuka bagi hamba-Mu yang lemah; yang mempunyai kerajaan di surga dan di bumi, hanya Engkaulah yang lebih mengetahui apa yang kami lakukan di muka umum dan secara sembunyi-sembunyi. Ya Tuhan. Anda, yang sejauh ini telah merawat kami di negara-negara ini - dan kami percaya tidak ada yang menghalangi kami dalam menjalankan agama kami, dalam penghidupan kami dan dalam kehidupan keluarga kami -; Engkaulah yang telah memberkati kami dengan pemeliharaanmu, dan memberikan kedamaian dalam pikiran kami, dan memakmurkan harta benda kami, agar kami dapat dengan mudah mencari rezeki dan memperoleh manfaat; Anda yang telah menggunakan semua berkah ini sebagai sarana untuk pemerintahan seluruh kerajaan Belanda, di mana Anda membuat kepuasan berkuasa. yang kemakmurannya selalu Anda ingat untuk semua mata pelajaran, yang merupakan tujuan kesejahteraan umum ketaatan terhadap agama-agama yang sebagian biaya pemeliharaannya untuk pemeliharaan para ulama melalui gaji dan ketaatan di masjid-masjid, yang agamanya tidak dihalangi dan tidak diganggu oleh manusia, kami mohon kepada anda sekalian untuk melanggengkan dan memperbanyak berkah yang kami sebutkan di sini. Ya Tuhan, Engkau yang telah menetapkan semua berkah yang telah datang kepada kami melalui pengaturan kerajaan ini, kami memohon kepadaMu untuk membalas manfaat kerajaan ini dengan menghujani Yang Mulia Ratu dengan keselamatan yang paling lengkap dan dengan menganugerahkannya a untuk mengabulkan umur panjang dan kesehatannya, untuk memberinya kemakmuran dan kesejahteraan yang besar dan untuk memastikan bahwa dia memperoleh semua berkah di bumi. Anugrahkanlah padanya hati yang diridhai-Mu, agar kemegahan singgasana-Nya menyinari segala makhluk, agar kesejahteraan kerajaan-Nya semakin meningkat, dan rezeki bagi rakyatnya menjadi mudah, dan lebih jauh lagi, jadikanlah Dia ingat akan Allah. kesejahteraan subyeknya. Ya Tuhan semesta alam! Jadi, Amin
Seruan berdoa, dan isi doa bagi Ratu Wilhelmina ini memantik perasaan sebagian umat Islam di Nusantara. Tapi Sejjid Oesman bin Jahja tidak peduli. 24 September 1898 Ia menerbitkan fatwa berbahasa Arab yang berisi alasan pembenaran seruannya. Bahkan pada Oktober 1989, Ia berkirim telegram langsung ke pihak Kerajaan Belanda, sebagai bentuk penghormatan dari orang Arab pada Sang Ratu. Inilah isi dari telegram tersebut yang terekam dalam pemberitaan koran
Hulde van Arabieren. Het volgende telegram is afgezonden aan H. M. de Koningin door de Arabieren van Batavia : Wijj, Arabieren van Batavia, bieden Uwe Majesteit onze meest eerbiedige hulde aan. Eenparig met alle muzelmannen van geheel Nederlandsch-Indi hebben wij allen als trouwe onderdanen ineen algemeenen, plechtigen bidstond, voorgegaan door Sejjid Oesman bin Abdallah bin Akiel bin Jahja Alawi, Allah's zegen en bijstand voor Uwe Majesteit afgesmeekt. Het hoofd der Arabieren, Said Oemar bin Hasau bin Achmad Aydiet.
Terjemahan bebasnya sebagai berikut
Penghormatan dari orang Arab. Telegram berikut dikirimkan kepada H. M. Ratu oleh orang-orang Arab di Batavia: Kami, orang-orang Arab di Batavia, mempersembahkan penghormatan kami yang paling hormat kepada Yang Mulia. Bersamaan dengan seluruh umat Islam se-Hindia Belanda, kami semua sebagai rakyat yang setia memohon ridho dan pertolongan Allah SWT kepada Yang Mulia dalam pertemuan doa umum yang khusyuk yang dipimpin oleh Sejjid Oesman bin Abdallah bin Akiel bin Jahja Alawi. Pemimpin bangsa Arab, Said Umar bin Hasau bin Achmad Aydiet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H