Lihat ke Halaman Asli

Cerita Calon Psikolog - 2

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi gimana akhir pekan panjangnya? Oh ya bagi yang merayakan Paskah, selamat beribadah Tri Hari Suci ya. Adakah yang berpantang sampai empat puluh berhasil? Kalau ada, proficiat! Karena gua puasa aja suka missed. Tiga puluh hari lho, apa kabar puasa Ramadhan 40 hari :3.

Ok..ceritapun berlanjut. Sebelumnya saya patroli dulu, kebetulan dospem saya juga Kompasianer. Ntar ketauan lagi gua katarsis ngetik-ngetik disini bukannya ngerjain revisi skripsi :p

Ya..kemarin sampai di? Matematika ya?

Secara lebay saya menganggap diri sendiri sudah positif terdiagnosis mathematic disorder. Sebuah gangguan belajar yang ada di buku DSM IV TR (apaan tuh?-admin) (buku isi gangguan perilaku-pen). Jadi sepanjang cerita sekolah saya paling anti sama matematika. Saking antinya saat SMA kemarin, guru Matematika khusus membuat soal yang super susah biar mau belajar. Itupun baru tahu setelah dua tahun terima ijazah SMA.

Namanya manusia yang sehat mental, kelebihan adrenalin, tantangan ada buat disikat. Tantangan selanjutnya ketika sudah kuliah psikologi adalah : ketemu matematika lagi. Kayaknya hidup sebagai manusia udah mencapai taraf kesejahteraan psikis dan subjektif karena udah lupa sama matematika. Tibalah kuliah semester dua..ketemu mata kuliah :

STATISTIK PSIKOLOGI

Jreng!

Gua cuma bisa pasrah, karena setelah statistik psikologi..masih ada lagi..

STATISTIK PSIKOLOGI Jilid II

PSIKOMETRI

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline