Lihat ke Halaman Asli

Mau Jongkok Dilantai Apa Mau Nangkring Diplafon? (2)

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lanjut lagi…..

Ada sedikit pemahaman bagi saya mengenai keberadaan tempat kita bekerja sebagai karyawan dalam hal ini mohon maaf sebuah tempat usaha dan bukan kantor pemerintahan karena saya belum pernah berkecimpung disitu,saya menggunakan analogi sebuah rumah…. Iya RUMAH…tentunya para pembaca disini mayoritas tinggal di sebuah rumah bukan? Entah itu rumah besar,rumah mungil,RSS seperti saya dengan status numpang,indekost,sewa,ngontrak,milik sendiri,milik bersama,punya satu dan punya lebih dari satu.

Pun tak beda bukan dengan tempat kita bekerja,ada yang kecil,sedang,besar,besar sekali,besar banget,naudzubillah besarnye….dengan status mulai dari yang sekedar subkontraktor,kontraktor,supplier dan sebagainya.


Balik lagi kerumah…

Seperti apapun bentuknya bagian apa sih yang paling luas dan mampu menampung orang banyak…..?..........yak betul…LANTAI…..lantai mampu menampung paling banyak orang didalam suatu rumah,mau duduk bersila,selonjoran,tiduran,silakan.Sekarang mari kita lihat analogi tersebut,orang yang duduk di lantai resiko jatuhnya amat sangat kecil,jarak pandangnya hanya sebatas dinding rumah karena jendela masih terlalu tinggi baginya,sekali sekali saja bisa melihat dunia luar jika kebetulan pintu sedang dibuka,kemudian temannya lebih banyak yang bisa dijadikan tempat curhat.


Hal ini tak beda dengan karyawan disuatu tempat usaha dimana jumlah karyawan dengan level dasar menjadi jumlah mayoritas,mereka bekerja dengan resiko yang minimum (dimata perusahaan) ,yang penting bekerja sesuai aturan ( dibatasi pandangannya sebatas tembok rumah ).Apakah salah jika berada dalam kondisi tersebut? Tidak juga,bagi beberapa orang ada yang enjoy dengan posisi ini,yang penting rejeki jalan terus,dapur yang penting ngebul dan itu nilai plus yang sudah mereka dapatkan.


Kemudian kadang diantara orang yang duduk didalam rumah tersebut ada orang yang tidak betah duduk,dengan effort lebihnya maka ia rela mengambil resiko lebih tinggi dari orang yang duduk,yaitu berdiri….berdiri diantara orang yang duduk,dengan berdiri apa yang diperolehnya? Pandangan menjadi lebih luas,bisa melihat orang yang duduk agak jauh dari dirinya,bisa melihat dunia luar dari jendela walaupun masih dibatasi tembok rumah…yach minimal tahu duluan klo ada abang bakso atau cewek cakep lewat .Memang kadang ada pandangan negatif juga….tidak sopan berdiri diantara teman yang duduk di lantai,tapi apapun itu kadang terjadi juga.


Nah,ini adalah tipikal orang yang mau memberikan effort lebih pada tempat kerja,yang positif maksudnya,orang orang seperti ini biasanya lebih “terlihat” di tempat kerja dan biasanya pula dijadikan mandor untuk mengawasi pekerjaan rekan rekannya.Nah orang orang seperti ini mendapat tekanan dari dua pihak secara langsung,yaitu rekan kerjanya dan atasan langsungnya….apapun itu begitulah kondisi mayoritas mandor mandor di level awal.Apakah anda di posisi ini? Terimalah dengan lapang dada bahwa itu posisi anda saat ini,nilai plusnya adalah anda sudah berani meninggalkan “comfort zone” anda he…he…


Berikutnya….

Ternyata ada orang yang nekat….mereka naik ke plafon rumah yang pijakannya lebih rapuh dari lantai,rawan jatuh atau merusak rangka plafon,namun dari situ ia bisa melihat kebawah lebih luas dan melihat sekeliling lebih jauh,bahkan rumah tetangga lain erte bisa ia lihat,tentu usahanya untuk bisa sampai naik keatas plafon tersebut bukannya tanpa perhitungan karena resikonya lebih tinggi,selain ia bisa jatuh dan terluka,rangka plafonnya pun yang merupakan bagian dari rumah bisa ikut rusak.


Orang orang ini ibaratnya adalah mandor tingkat lanjut,dimana berani menerima resiko yang diberikan yang ibaratnya jika ia gagal bukan hanya dirinya yang rugi namun juga ada bagian dari tempat kerjanya yang merugi,orang tersebut juga mengerti apa yang akan dihadapi oleh tempat kerjanya,apakah peluang atau ancaman yang harus ia terjemahkan ke level dibawahnya,tak heran orang orang ini menerima imbalan yang lebih besar sepadan dengan resiko yang diembannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline