Lihat ke Halaman Asli

Mas Andre Hariyanto

Pendiri, Trainer, Jurnalis: Lembaga AR Learning Center, Suara Utama, Yayasan Pusat Pembelajaran Nusantara, Komunitas Taklim Jurnalistik, Angkringan Si Ndut, Kelas Jurnalistik Official, Muslim Hijrah Movement

Tengoklah Fatamorgana Kehidupan dan Lauhul Mahfudz Sebelum Menyesal

Diperbarui: 16 Oktober 2022   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dok. Pribadi. Melihat Fatamorgana Kehidupan dan Meresapi Lauhul Mahfudz/Penulis: Mas Andre Hariyanto/AR CoGan

Oleh: Mas Andre Hariyanto, Founder Komunitas Taklim Jurnalistik, Pedagang Angkringan Si Ndut Prambanan dan Founder Muslim Hijrah Momevent (Gerakan Hijrah Muslim)

Allah Subhanahu wa ta'ala tidak akan menciptakan manusia dan lainnya kecuali hanya untuk berlomba - lomba dalam beribadah kepada-Nya. Sebagiamana pesan surah (QS Adz-Dzariyat [51]: 56). Dan kesempatan hidup yang diberikan-Nya, hanyalah dalam rentangan waktu singkat, yang semestinya digunakan untuk selalu berbuat amal shaleh dan kebajikan.

Hidup itu hanya senda gurai dan di dunia merupakan perjalanan sementara, sebelum akhirnya semuanya akan tiba di penghujung batas tujuan, yaitu akhirat. Tertulis pada Alquran (QS Al-Ankabut [29]: 64), Seperti ini redaksinya yang diperjelas kembali, "Dan tiadalah kehidupan dunia ini yang melainkan hanya senda gurau dan main-main. Hidup hanya sesaat dan sebuah permainan. Dan sesungguhnya akhirat itulah sebuah kehidupan yang sebenarnya, jikalau mereka mengetahui."

Dalam Alquran (QS Al-Hadid [57]: 20) dijelaskan perihal memberikan perumpamaan kehidupan dunia seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan terlihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur.

Foto: Dok. Pribadi. Melihat Fatamorgana Kehidupan dan Meresapi Lauhul Mahfudz/Penulis: Mas Andre Hariyanto bersama IBU/AR CoGan

Kita tidak fanatik, tapi sejujurya jika kalau kita sadari terlalu banyak manusia yang silau oleh kemilau dunia, mengejar sesuatu yang seharusnya tidak dikejar. Saling menyikut dan menjatuhkan dengan menghalalkan segala cara, demi meraih tahta jabatan, dan harta kekayaan. Padahal sahabat sekalian, semua itu hanyalah sementara, tidak setia, hidup hanya fatamorgana dan akan terpisah darinya saat kematian datang menjemput.

Penulis hanyalah sharing dan sedikit berbagi pengalaman kehidupan, bahwa jodoh, rejeki, sakit, usia dan pekerjaan yang tergabung dan menjadi sebuah takdir kita semua sebagai manusia itu sudah tercatat tergambarkan dalam Lauhul Mahfuz. Sebuah kitab tempat Allah Subhanahu wa ta'ala yang menuliskan segala semua dan seluruh catatan kejadian di alam semesta. Lauhul mahfuz disebut di dalam Al-Qur'an tertuang sebanyak 16 kali. Dan Itu juga muncul dalam Alquran langsung di Surah Al Buruj, yang menghubungkan Alquran itu sendiri. Dan perlu kita ketahui, bahwasanya seluruh dan semuanya kehidupan di dunia tercatat di dalamnya.

Dijelaskan, Lauhul Mahfudz adalah sebuah kitab yang menuliskan catatan takdir dan kejadian di alam semesta. Dan ini terjaga keberadaannya telah ada dari dulu sebelum adanya penciptaan alam jagat raya dan umat manusia.  

Penulis mengingat selalu pesan Orangtua yakni Ibu berkata: Jodoh itu sudah diatur oleh Tuhan kita, jika bertemu dengan dia tidak jodoh ya berarti tidak jodoh, namun jika dia jodoh pasti kembali dan bersatu. "Santai saja sambil berjalan, percayalah dan berserah diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala," ujar Erni santoso kepada anaknya Mas Andre Hariyanto.

Foto: Dok. Pribadi. Melihat Fatamorgana Kehidupan dan Meresapi Lauhul Mahfuz/Penulis: Mas Andre Hariyanto/AR CoGan

Selain itu juga, penulis juga pernah jatuh bangun perihal pekerjaan dan usahanya. Karena di dunia harus memperbanyak pertemanan bukan permusuhuhan, berkali - kali mempercayai seseorang dalam pekerjaan dan pernah dikhianati dengan mencemarkan nama baik, sebut saja di lembaga pendidikan penulis yakni AR Learning Center, Suara Utama dan Yayasan Pusat Pembelajaran Nusantara. Walaupun masih tergolong usia dini, Namun itulah bumbu - bumbu kehidupan dan menjadi pengalama luar biasa serta terus bersemangat dalam berbuat kebaikan kepada masyarakat. Salam sukses

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline