Lihat ke Halaman Asli

Sepotong Hati yang tersisa

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dulu rasanya indah sekali melewati hari hari ini, Rasanya ingin hidup seribu tahun lagi jika itu bersamanya. Tapi itu dulu, Sebelum peristiwa itu terjadi Tepat Lima Bulan sebelum hari pernikahan itu. entah apa yang merasuki fikiranmu waktu itu, awalnya aku tak begitu mempedulikan omongan orang orang tentang kamu, tapi setelah aku melihatnya sendiri betapa hancurnya aku menyaksikan itu. kamu dengan riangnya menggandeng perempuan lain menuju kamar hotel tepat dimana aku tengah mengadakan acara dengan kantorku di hotel yang sama. Tak kuasa melihat itu, aku menyuruh seorang petugas Hotel untuk mengembalikan Cincin pertunangan itu, dan aku memutuskan hari itu juga terakhir aku melihat wajahmu. Terakhir aku berhubungan denganmu. Dan terakhir aku menyandang status sebagai tunanganmu.

Dengan langkah pasti Aku berjalan menyusuri koridor gelap dan sepi itu. Segelap dan Sesepi hatiku saat ini, karena semenjak peristiwa itu aku benar benar menutup diri terhadap laki laki, Rasanya terlalu sakit untuk kembali membuka hatiku untuk laki laki lain. Terlalu takut aku untuk mengalami kegagalan lagi.  Aku rasa sudah cukup yang kemarin. dan aku tidak mau lagi terulang kembali. Sudah cukup.

*******

Setahun berlalu, aku masih saja tetap menutup diri. meskipun tak menampik banyak lelaki yang mendekatiku, tapi rasaku Datar, karena setiap kali aku berusaha untuk mengabaikan rasa trauma itu, justru semakin jelas rekaman peristiwa itu. Andria Dinata aku sungguh menyesal telah memberikan sepotong hatiku untukmu, dan membiarkan sepotong lainnya mati dan membeku karena racun yang sudah kau sebarkan. Aku juga sangat marah kepada diriku sendiri karena ternyata aku tak mampu mengabaikanmu begitu saja. Aku bahkan tidak pernah berani untuk menatap setiap lelaki yang mencoba mendekatiku, Rasanya setiap kali aku melihat wajah laki laki yang tergambar hanya wajahmu. selalu kamu. Entahlah.

Langkahku gontai saat aku tiba di sebuah area toko buku, aku limbung dan aku hampir terjatuh tapi disaat yang bersamaan seorang laki laki menopang tubuhku, dan memapahku berteduh di gazebo dekat toko buku itu.

" Kamu tak apa apa ? " ucapa lelaki itu lembut. Aku mengiyakannya dengan anggukan.

" Maaf kalau aku lancang menyentuh tubuhmu, tapi ini darurat. Maafin aku yah". ucapnya lagi

" Iya tak apa apa, aku justru berterima kasih atas pertolonganmu." jawabku disertai senyuman.

" Kenalin aku Robby, Sekali lagi aku minta maaf yah".

" Karina, panggil saja aku Karin." jawabku lembut.

" Kamu mau ke Toko Buku ? "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline