"Para ilmuwan memperingatkan bahwa kenaikan suhu lebih tinggi dapat mengakibatkan: runtuhnya lapisan es Greenland dan Antartika Barat yang menyebabkan kenaikan permukaan laut secara dahsyat; hancurnya terumbu karang tropis yang mengancam mata pencaharian 300 juta orang; terganggunya arus Laut Labrador yang akan memperparah pola cuaca di Eropa; dan mencairnya permafrost yang akan melepaskan gas metana dalam jumlah besar, gas penahan panas yang sangat kuat."
--- Antnio Guterres, Sekjen PBB
Pesan ini seringkali terabaikan oleh banyak pihak, meskipun dampaknya bisa sangat mengancam masa depan umat manusia. Guterres juga menyoroti fakta yang sangat mencemaskan: meski target penurunan emisi global seharusnya mencapai sembilan persen per tahun hingga 2030, kenyataannya emisi karbon malah terus meningkat.
Dalam publikasi World Meteorological Organization 2024, disebutkan bahwa hutan, lahan basah, dan lautan dapat menyerap karbon dari atmosfer untuk menjaga agar suhu global tidak melampaui ambang batas 1,5 derajat Celsius, sesuai dengan Perjanjian Paris.
Mengingat urgensi perubahan iklim yang kian mendesak, respons global terhadap masalah ini tidak mudah dilakukan, terutama mengingat mayoritas masyarakat dunia belum memiliki pengetahuan yang memadai.
Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita sebagai individu yang terdidik, terutama yang bermarkas di kampus, untuk menciptakan inisiatif, aksi nyata, serta referensi bahan ajar untuk mengedukasi masyarakat dunia tentang perubahan iklim dan dampaknya bagi kehidupan umat manusia.
Meskipun secara formal negara memiliki kewajiban untuk menangani perubahan iklim sebagai bagian dari Tujuan Ke-13 dalam Agenda Sustainable Development Goals (SDGs), kenyataannya, institusi yang paling siap dan memiliki sumber daya yang memadai adalah kampus.
Kampus, dengan sumber daya penelitian dan pengajaran yang dimilikinya, telah membuktikan diri sebagai tempat yang paling siap untuk melakukan aksi iklim secara solutif dan inovatif.
Contoh praktik baik yang telah dilakukan oleh beberapa kampus untuk menangani perubahan iklim menunjukkan bagaimana mereka memberikan dampak luas dan nyata.
Berikut adalah beberapa contoh aksi nyata yang telah dilakukan:
Universitas Tasmania bergabung dengan kampanye global Race to Zero, berkolaborasi dengan industri, lembaga pendidikan, kota, dan investor untuk mencapai pengurangan emisi karbon. Selain itu, universitas ini berkomitmen untuk melaksanakan 59 tindakan konkret dalam memerangi perubahan iklim.