Lihat ke Halaman Asli

Agung Santoso

Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Mengintip Nasib Buruh Digital

Diperbarui: 30 April 2024   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : www.dw.com/Ethel Davies/robertharding/picture alliance 

"Ketika orang kaya berperang, maka orang miskinlah yang akan mati." - Jean-Paul Sartre

May Day .. May Day .. alarm persatuan kaum proletar telah hampir menuju puncaknya. 

Besok 1 Mei 2024 semua buruh harus membaca tulisan di batu nisan junjungan kaum proletar Karl Marx. 

"Para buruh dari seluruh negeri bersatulah" Demikian kira-kira bunyinya. 

Isu perburuhan memang selalu menjadi topik bahasan yang sexy untuk dipoerbincangkan. 

Bukan tanpa sebab, samping kiri rumahmu adalah buruh, samping kanan rumahmu adalah buruh, ayahmu adalah buruh, adik dan kakakmu adalah buruh bahkan dirimu adalah seorang buruh. 

Masyarakat kebanyakan adalah buruh, maka wajar jika berbicara tentang perburuhan seperti membicarakan nasib keluarga kita sendiri. 

Buruh digital 

Kemajuan teknologi tak ubahnya bagaikan kerikil yang dilempar ke tengah laut, kita tau bahawa ia akan mencapai dasar lautan namun tidak benar-benar tau benda itu sampai betulan atau tidak. 

Dunia digital menawarkan berbagai macam kemudahan-kemudahan bagi hampir semua bidang kehidupan manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline