Lihat ke Halaman Asli

Agung Santoso

Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Benarkah Jakarta Itu Kasih Sayang?

Diperbarui: 11 Oktober 2023   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : www.viva.co.id

Ketika saya menempuh Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Jawa Timur, seorang tetangga bercerita sambil "misuh" setengah berteriak, tak lupa dibarengi dengan mata yang membelalak, suaranya nyaring praktis menyita perhatian seisi warung kopi tengah sawah tempat saya bercengkrama.

"Sekejam-kejamnya ibu tiri lebih kejam Ibu kota" Bentaknya kepada para hadirin jamaah warkop.

Kalimat selanjutnya tentu bisa ditebak, sumpah serapah, keluh kesah, dan ungkapan kekesalan atas apa yang dialaminya selama di ibukota, yup betul Jakarta. Momen ini cukup meninggalkan bekas mendalam dalam benak saya tentang wajah suram Jakarta.

Mungkin sekarang sudah belasan tahun sejak peristiwa itu. Hari ini, kaki menginjak bumi yang belasan tahun lalu diceritakan. 

Cukup beberapa hari saja di Jakarta, saya jadi paham mengapa dulu tetangga saya misuh di warkop.

Kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia menghadapi permasalahan-permasalahan pelik yang hingga kini pun belum terselesaikan seperti kemacetan, polusi udara, banjir, dan ketersediaan air bersih. Kesemuanya lazim terjadi di kota manapun di dunia, bahkan kota-kota di negara maju sekalipun.

Sebuah lirik lagu Jason Ranti berjudul Lagunya Begini Nadanya Begitu memberikan saya narasi pembanding yang memperkaya pemahaman saya tentang Jakarta. Adapun lirik yang saya maksud adalah ini,

"tapi ku tahu Tuhan kan merawat segalanya, sebab katanya Jakarta itu kasih sayang."

Saya tidak menjanjikan anda untuk memuat kajian holistik tentang Jakarta dan tetekbengeknya. Dalam tulisan saya ini, hanya bertujuan untuk berbagi cara pandang personal tentang kasih sayang dan Jakarta.

Kisahnya dimulai dengan kebiasaan saya berjalan di tengah malam di jalan-jalan sekitar, bukan apa-apa, memang saya memiliki ketertarikan dengan manusia dan kehidupannya. 

Baru sekitar sepuluh langkah saya berjalan, terlihat sesosok wanita muda sedang mendekap anaknya yang masih bayi dan terkantuk-kantuk di trotoar jalanan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline