Lihat ke Halaman Asli

Agung Santoso

Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Mencapai Ketahanan Pangan Nasional dengan Pranoto Mongso

Diperbarui: 8 Juli 2023   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : www.kompas.com

Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa; apabila kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka malapetaka; oleh karena itu perlu usaha secara besar-besaran, radikal, dan revolusioner (Ir. Soekarno). 

Demikianlah petikan pidato Presiden pertama RI yang menunjukkan betapa vitalnya pangan bagi kedaulatan sebuah bangsa. Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa dalam mencapai ketahanan pangan, terdapat empat komponen yang harus dipenuhi. Pertama, kecukupan ketersediaan bahan pangan, yang menunjukkan bahwa jumlah bahan pangan yang tersedia harus mencukupi kebutuhan penduduk. Kedua, stabilitas ketersediaan bahan pangan, yang berarti ketersediaan bahan pangan tidak boleh fluktuatif dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun. Ketiga, aksesibilitas atau keterjangkauan terhadap bahan pangan, yang menggarisbawahi bahwa bahan pangan harus dapat diakses dengan mudah oleh semua orang tanpa hambatan finansial atau fisik. Terakhir, kualitas atau keamanan bahan pangan, yang menunjukkan bahwa bahan pangan yang digunakan harus memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan konsumen. 

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah impor beras Indonesia pada tahun 2022 mencapai 429.207 ton, meningkat sebesar 5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2022, India merupakan negara asal impor beras terbesar, diikuti oleh Pakistan, Vietnam, Thailand, dan Myanmar, seperti yang terlihat pada grafik.

Untuk tahun 2023, pemerintah Indonesia berencana untuk kembali mengimpor beras dari negara-negara tersebut. Namun, total volume impor diharapkan naik menjadi sebanyak 2 juta ton (katadata.co.id, 2023). 

Tentu banyak pertimbangan yang telah dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam menentukan impor pangan. Namun, Ketahanan Pangan merupakan cita-cita kita Bersama untuk menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Bangsa Indonesia harus berkaca pada leluhur yang secara historis "mampu" berdaulat secara pangan pada era Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. 

Kedaulatan pangan Sriwijaya dan Majapahit terukir terang pada kitab Arjunawiwaha dan prasasti Kamalagi (faperta.ugm.ac.id, 2016) yang menjelaskan resep keberhasilannya menggunakan Paranata Mangsa.

Kini, Pranoto Mongso menjadi asing bahkan di kalangan petani dan nelayan Indonesia. Tentu teknologi terbaru yang canggih diperlukan untuk membantu prakiraan datangnya musim. 

Faktanya, bahkan prediksinya tak selalu tepat 100 persen. Maka perlu kiranya kita kembali menilik warisan leluhur yang adiluhung. Warisan ini merupakan laku yang berdasarkan ilmu titen, yang telah disesuaikan dengan letak geografis dan budaya bangsa.

sumber gambar : www.jatimulyo.kec-petanahan.kebumenkab.go.id

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline