Sejak kapan manusia bermimpi? Apa peran mimpi dalam peradaban manusia? Kapan terakhir kali Anda bermimpi?
Seringkali kita mendengar komentar seperti "ah itu cuma bunga tidur" dari teman nongkrong, rekan kerja, atau bahkan anggota keluarga ketika mereka menanggapi mimpi kita.
Namun, mimpi sebenarnya merupakan hal yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut. Tidak ada manusia yang tidak pernah merasakan mimpi. Bahkan, mimpi pernah menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan yang akhirnya membentuk sejarah.
Dalam bukunya yang terkenal, "Interpretation of Dreams" (1914), Sigmund Freud menjelaskan bahwa mimpi adalah jembatan antara dunia luar dan dunia dalam, menghubungkan perasaan, kesan, dan keinginan yang terpendam. Mimpi menjadi cara untuk memenuhi keinginan yang tidak dapat terwujud dalam dunia nyata. Saat kita tidur, mimpi terjadi sebagai proses tubuh yang membantu menjaga keseimbangan mental dari ketegangan.
Sebagai contoh, kita dapat merujuk pada peristiwa terbaru di panggung politik Indonesia. Mantan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengaku bermimpi naik kereta bersama Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri (Kompas, 2023). Peristiwa ini menuai beragam reaksi dari berbagai kalangan, mengingat tahun depan (2024) merupakan tahun pilpres. Dalam sejarah, kita juga menemukan banyak kasus di mana mimpi menjadi faktor penting dalam menentukan nasib suatu bangsa.
Salah satu contohnya terjadi pada zaman Fir'aun, di mana Fir'aun bermimpi melihat api yang berasal dari Baitul Maqdis dan membakar seluruh negeri Mesir, kecuali rumah-rumah Bani Israil (www.islampos.com, 2021). Mimpi ini membuat Fir'aun cemas, sehingga ia mengumpulkan para penyihir kerajaan Mesir untuk menafsirkan mimpinya. Mereka memberitahu bahwa akan lahir seorang anak dari kalangan Bani Israil yang akan menjadi penyebab kehancuran bagi penduduk Mesir. Fir'aun yang ketakutan mengeluarkan perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki dari Bani Israil.
Kisah lain datang dari Nabi Yusuf yang bermimpi melihat bulan, matahari, dan 11 bintang bersujud padanya. Kemudian ayahnya memerintahkan untuk menyimpan cerita tersebut dari saudara-saudaranya. Belakangan terkuak jika arti mimpi tersebut adalah Nabi Yusuf diangkat menjadi bendahara raja Mesir dan ayah, ibu, dan ke-11 saudaranya bersujud padanya. Mimpi menjadi sebuah peristiwa yang telah mengiringi manusia sejak awal mula diciptakan oleh Allah SWT.
Peran mimpi dalam peradaban manusia begitu penting sehingga melahirkan ilmu tafsir mimpi. Setiap bangsa di dunia memiliki buku tafsir mimpinya masing-masing. Adapun beberapa buku yang bisa dirujuk sebagai referensi adalah kitab tafsir mimpi karya Umar Khayyam, Primbon Jawa yang dinisbatkan pada Raja Kediri Joyo Boyo, The Interpretation of Dreams karya Sigmund Freud, dan masih banyak lagi.
Pada era modern ini, mimpi tetap menjadi objek penelitian yang menarik bagi ilmuwan. Kaitannya dengan pengaruh dalam memilih keputusan dan tindakan manusia, serta inspirasi, kreativitas, dan inovasi yang mempengaruhi perilaku manusia, harus diteliti lebih mendalam. Fakta-fakta sejarah telah membuktikan bahwa mimpi mampu mempengaruhi perjalanan sejarah manusia.
Mimpi bukan sekadar "bunga tidur", melainkan fenomena yang memiliki pengaruh signifikan dalam kehidupan manusia.