Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Masad Masrur

Mahasiswa Pascasarjana USAHID

Sejarah Sepakbola Indonesia [1]

Diperbarui: 16 Februari 2017   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://andukot.wordpress.com

Sejarah Awal Sepakbola di Indonesia.

Sejarah permainan menendang bola hampir ditemui di berbagai peradaban kuno, seperti Romawi, China, hingga Yunani. Pada abad pertengahan, permainan ini dimainkan dengan jumlah pemain yang tak terbatas. Pada era modern, sepakbola mulai berkembang di Inggris dengan menetapkan peraturan-peraturan dasar dan menjadi sangat digemari oleh banyak kalangan. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepakbola (soccer). Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.

Tercatat, pertandingan sepakbola internasional pertama dimainkan pada tahun 1872 di Glasgow antara Skotlandia dan Inggris. Pertandingan internasional resmi pertama di luar Kepulauan Inggris dimainkan antara Kanada melawan Amerika tahun 1885. Menyusul berkembangnya sepakbola secara global, kemudian kemudian lahirlah asosiasi tertinggi sepakbola dunia Fédération Internationale de Football Association (FIFA) pada 21 Mei 1904. Setelah dimainkan di Olympiade sejak 1904, FIFA kemudian membuat kejuaraan sepakbola internasional pertama kali sejak tahun 1930 di Uruguay.

Di Indonesia, yang saat itu masih dikuasai oleh Pemerintahan Hindia Belanda(Dutch East India) ikut memperkenalkan masyarakat Nusantara dengan berbagai olahraga yang sedang marak di Eropa seperti kriket dan sepakbola. Sama halnya seperti di Eropa, di Hindia Belanda pun mulai berdiri klub atau perkumpulan olahraga yang sebagian besar didirikan oleh ekspatriat di Indonesia, para keturunan China, dan juga keturunan Arab.

Semakin menjamurnya klub-klub sepakbola di Eropa pada akhir abad ke-18 juga berpengaruh terhadap negara koloninya, salah satunya adalah Hindia Belanda yang menjadi jajahan Belanda. Hal tersebut ditandai dengan lahirnya dua klub sepakbola pertama yaitu Sparta dan Victoria di Surabaya pada tahun 1886. Pada tahun 1900an, orang-orang Belanda menghimpun diri dalam klub-klub “kecil”. Klub-klub “kecil” itu dihimpun dalam klub-klub “besar”. Istilahnya, perserikatan ataubond. Lalu, lahirlah klub-klub “besar” itu seperti Batavia (14 clubs), Bandoeng (9 clubs), Soerabaja (12 clubs), Semarang (15 clubs), Malang (8 clubs), Soekaboemi (7 clubs), Djokjakarta (10 clubs). Klub-klub “besar” itu menghimpun diri dalam Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang setiap kongresnya selalu diselenggarakan kompetisi. Kompetisi NIVB berlangsung mulai 1914 sampai 1950. Tahun 1936 NIVB berubah menjadi Nederlandsch-Indische Voetbal Unie (NIVU) dan menjadi kontestan Piala Dunia dari Asia yang pertama, yaitu Piala Dunia ketiga tahun 1938 di Perancis.

Politik kelas/golongan yang dianut di Hindia Belanda berimbas dalam kegiatan olahraga, khususnya sepakbola. Beberapa klub yang didirikan oleh etnis tertentu hanya boleh diisi oleh pemain yang berasal dari etnisnya. Saat itu ada 3 (tiga) organisasi sepakbola di Hindia Belanda yaitu NIVU, HNVB (Hwaa Nan Voetbal Bond yang sebelumnya bernama Comite Kampioen Wedstrijden Tiong Hoa atau CKTH yang berdiri tahun 1927), dan PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia yang lahir tahun 1930), namun yang diakui oleh FIFA saat itu adalah NIVU.

Masing-masing organisasi sepakbola beda etnis tersebut (disebut stedenwedstrijden) memiliki kompetisi sendiri. Kompetisi stedenwedstrijden versi pribumi ini pertama kali berlangsung pada tahun 1930 setelah dibentuk Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) di Jogjakarta. Kompetisi pribumi ini hanya boleh diikuti oleh etnis pribumi sebagaimana dengan kompetisi etnis keturunan China. Namun demikian, ketika NIVU mengirim tim ke Piala Dunia 1938, para pemain yang terlibat didalam tim tersebut adalah multi etnis.


Sejak kedatangan tentara Jepang tahun 1942-1945 praktis NIVU pun bubar. Tetapi setelah Jepang menyerah dan pergolakan Indonesia tahun 1945-1950, NIVU kembali lagi dengan nama VUVSI (Voetbal Uni Verenigde Staten van Indonesie) atau ISNIS (Ikatan Sepakbola Negara Indonesia Serikat). Setelah tahun 1950, dengan diakuinya Indonesia oleh Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), maka FIFA pada tahun 1952 mengakui PSSI sebagai induk organisasi sepakbola di Indonesia. (masad)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline