Limbah masih sering sekali dilihat sebagai barang cacat yang tidak mempunyai harga serta tidak memiliki nilai dan manfaat pada kehidupan manusia. Namun pada dasarnya, limbah masih bisa diolah kembali dengan berbagai proses agar nantinya tidak merusak lingkungan lebih lanjut serta bisa mendapatkan manfaat tambahan. Salah satu limbah yang bisa diolah kembali dan juga mendapatkan manfaat tambahan yaitu limbah minyak jelantah.
Minyak jelantah sendiri merupakan minyak limbah yang berasal dari minyak goreng pemakaian rumah tangga. Pada dasarnya setiap manusia akan menghasilkan minyak jelantah setiap harinya, karena mereka membutuhkan makanan dan banyak sekali makanan yang diolahnya dengan minyak. Maka dari itu, untuk mengurangi limbah yang dihasilkan setiap harinya perlu adanya pengolahan lebih lanjut.
Pengolahan lebih lanjut tersebut bisa berupa pembuatan lilin aroma terapi yang memiliki manfaat seperti relaksasi badan karena wanginya yang harum, meningkatkan relaksasi, dan dapat memperbaiki suasana hati. Tak hanya itu, dari adanya pengolahan limbah yang didapat secara terus menerus dan memiliki penanganan yang bagus, maka lilin dari limbah minyak ini bisa dijadikan ide bisnis yang sangat ideal.
Maka dari itu, agar tidak mencemari lingkungan dan menambah nilai ekonomis, maka kelompok BBK 4 Universitas Airlangga, yang bertepatan di desa Lamongrejo memilih untuk mendemonstrasikan kegiatan mengubah minyak jelantah menjadi lilin aroma terapi yang berjudul Pengelolaan Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi Yang Bernilai Ekonomis pada hari Rabu, di tanggal 17 Juli 2024. Kegiatan tersebut dilakukan di balai desa Lamongrejo yang dihadiri oleh ibu-ibu kader dan ibu rumah tangga sejumlah 19 orang. Lalu disambung kegiatan di rumah ketua dusun Pule pada hari Minggu, 21 Juli 2024 yang dihadiri sejumlah 16 orang.
Pelaksanaan kegiatan tersebut diawali dengan penyampaian materi yang memberikan informasi mengenai pengertian, bahan, dan alat yang dibutuhkan dalam membuat lilin aroma terapi. Setelah penyampaian materi dilakukan, demonstrasi merupakan langkah selanjutnya yang dilaksanakan. Pada demonstrasi tersebut pemegang program kerja membuat lilin aroma terapi mulai dari pemanasan minyak yang sudah disaring dan didiamkan selama 24 jam lalu diberikan paraffin agar minyak bisa mengeras dan menjadi lilin.
Setelah pelaksanaan demonstrasi selesai, maka kegiatan selanjutnya adalah branding UMKM dengan produk lilin yang sudah dibuat. Branding tersebut dilakukan dengan penjelasan mengenai pentingnya logo, promosi baik secara offline maupun online, serta pemilihan membeli bahan baku yang lebih murah.
Dengan dilakukannya sosialisasi sekaligus demonstrasi, kelompok BBK 4 Unair Lamongrejo berharap bisa mengurangi pencemaran dan penumpukkan limbah minyak yang ada pada lingkungan desa Lamongrejo, serta bisa menambah pendapatan dan pembukaan lapangan pekerjaan baru untuk meningkatkan UMKM desa. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Gigih selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan seluruh anggota kelompok yang telah berkontribusi aktif dalam menyukseskan acara sosialisasi pembuatan lilin aroma terapi sekaligus branding UMKM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H