Lihat ke Halaman Asli

Saat Jakarta Berekreasi

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juni 2010. Suasana pelabuhan Muara Angke riuh ramai. Bukan ramai oleh banyaknya nelayan berbadan kekar yang telanjang dada, pedagang ikan, atau preman-preman bertato.Karenasabtu pagi itu, pelabuhan penuh wajah-wajah cerah, bersih, berambut rapi, berbaju modis, dan menenteng alat elektronik canggih semisal handphone, kamera, serta mp3 player. Yup, wajah-wajah itu adalah warga Jakarta yang hendak mengisi akhir pekan dengan berlibur ke Kepulauan Seribu.

Jumat di sore hari adalah masa lebih macet bagi penghuni Jakarta. Kendaraan pribadi dan umum tumpah ruah ke arah Bogor atau Bandung. Dua kota ini termasuk tempat liburan favorit di akhir pekan. Weekend atau akhir pekan memiliki makna spesial bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya. Rutinitas berangkat kantor di pagi hari lalu pulang petang hari berhenti sejenak di hari Sabtu dan Minggu. Dua hari itubermakna untuk beristirahat dan menjadi lebih bermakna untuk bersama keluarga. Kita banyak menjumpai pegawai kantor yang mengkhususkan dan mensakralkan akhir pekan hanya untuk keluargan, baik itu sekedar di rumah atau rekreasi keluar. Bayangkan saja selama dari Senin sampai Jumat, waktu untuk keluarga tak sampai separuh malam karena paginya harus segera ke kantor.

Rekreasi berasal dari bahasa inggris “recreation” yang jika dipecah menjadi “re” dan “creation”, artinya kurang lebih “penciptaan kembali”. Rekreasi identik dengan piknik, tamasya, liburan. Saat rekreasi kita meluangkan waktu dan biaya untuk menyenangkan diri. Rekreasi menjadi tradisi spesial dalam keluarga dan komunitas apapun. Kita masih ingat betapa senangnya jika orang tua mengajak rekreasi ke kebun binatang atau ke objek wisata lain. Kita juga ingat saat sekolah dasar, tertawa bersama teman-teman saat rekreasi di museum. Apalagi saat SMA, kita semakin menggila bersama teman se-genk ketika rekreasi di pantai.

Rekreasi menjadi aktivitas penting bagi kehidupan manusia karena bermanfaat menjernihkan kembali pikiran penat dan menyegarkan kembali jiwa suntuk. Kita berharap setelah rekreasi, pikiran dan jiwa sudah segar kembali. Apalagi bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta. Maka tak aneh jika di akhir pekan, objek-objek wisata sekitar Jakarta penuh pengunjung.

Kembali ke cerita saya di awal. Kepulauan Seribu pun menjadi salah satu pilihan untuk rekreasi. Wisatawan Jakarta memilihnya untuk menikmati laut lepas, ber-senorkeling ria melihat terumbu karang dan ikan-ikan, serta menikmati malam sunyi tanpa bising motor. Di antara mereka ada yang satu keluarga, satu sekolah, satu kantor, dan itulah yang dimaksud komunitas apa pun. Rekreasi bersama tentu menyenangkan yang darinya semakin mengakrabkan kehidupan sosial komunitas itu.

Puncak Bogor menyajikan nuansa sejuk pegunungan. Udara segar di sana membuat fresh rongga dada yang disesaki asap polutan. Hawa dinginnya menyejukkan kulit yang gerah karena panasnya kota. Hamparan kebun teh hijau menyegarkan pandangan yang mulai kusam karena slalu dikelilingi gedung-gedung tinggi. Tak beda jauh dengan Puncak adalah kaki Gunung Salak di Sukabumi. Kedua tempat ini menawarkan sajian panorama gunung, hamparan bukit kebun teh, air terjun, sungai jernih beriuh riak. Selain itu, kita bisa arung jeram, mendaki gunung, offroad, downhill, kemah, bahkan paralayang tergantung berapa budget yang ada. Asal sesuai batas kewajaran, kita tak sedang membuang uang percuma di tempat wisata ini. Tapi kita sedang rekreasi, menciptakan kembali kesegaran pikiran dan jiwa untuk menyambut tantangan kehidupan.

Pengertian rekreasi tidak terbatas pada kunjungan ke objek wisata seperti di atas. Karena intinya adalah bagaimana menciptakan kembali kesegaran pikiran dan jiwa melalui hal-hal baru yang menyenangkan dan menginspirasi. Jika pilihannya adalah terus menerus tamasya ke Puncak di akhir pekan, tentu lama-lama akan membosankan. Jika demikian kita tidak sedang berekreasi. Kita mesti kreatif menentukan aktivitas apa yang akan dijadikan sarana rekreasi.

Ada banyak pilihan rekreasi di Jakarta. Wisata rohani ke masjid-masjid menghadiri pengajian akbar. Wisata kuliner ke restoran juga pilihan kreatif. Merapikan rumah bersama keluarga adalah pilihan cerdas. Yang kita butuhkan adalah berpikir sedikit out of the box, yaitu kreatif melihat peluang yang sesuai dengan waktu dan dana. Jangan sampai aktivitas rekreasi malah membuat kita melalaikan tugas yang lebih penting dan justru membuat keuangan kita tidak beres. Jadi tunggu apa lagi? Mau kemana kita akhir pekan ini kawan? :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline