Lihat ke Halaman Asli

Sastra Realisme di Rusia

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1402543000747319315

[caption id="attachment_341993" align="aligncenter" width="516" caption="Gambar: wikipedia.org"][/caption]

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan(KBBI Daring), Realisme mempunyai dua maknya: (1)paham atau ajaran yang selalu bertolak dari kenyataan. (2)aliran kesenian yang berusaha melukiskan (menceritakan sesuatu sebagaimana kenyataannya). Maka, jika berbicara tentang realisme dalam sastra, maka kita akan lebih condong kepada makna nomor (2), yaitu aliran kesenian yang berusaha melukiskan (menceritakan sesuatu sebagaimana kenyataannya). Mina Elfira dalam bukunya yang berjudul “Sastra dan Masyarakat Rusia” menyatakan bahwa,

Realisme menekankan pada usaha untuk mencapai realitas yang aktual, menolak segala bentuk fantasi romantis atau melarikan diri dari (romantisasi) bayangan masa lalu, dan wacana-wacana abstrak sentimentalisme. Bila romantisme lebih menekankan pada eksotisme dan sentimentalisme berurusan dengan kemanusiaan yang abstrak, maka realisme fokus pada kehidupan Rusia yang nyata.

(Elfira, 2012:57)

Tujuan dari realisme adalah untuk mendeskripsikan kehidupan yang ada seperti apa adanya dan tidak diidealkan. Penulis realis, umumnya, sangat tertarik pada kehidupan masyarakat-masyarakat kelas bawah serta segala masalah sosial yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, penulis realis, biasanya, sangat cermat dalam mengamati pengalaman kehidupan dalam kesehariannya. Berbeda di Rusia, sastrawan realis Rusia tidak hanya mampu menggambarkan fenomena-fenomena masyarakat kelas bawah, bahkan mereka mau untuk secara langsung merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat kelas bawah. Seperti tercatat dalam sejarah, dulu,  sastrawan Rusia semuanya adalah bangsawan, karena hanya bangsawan yang mempunyai akses terhadap pendidikan. Maka, hanya bangsawan yang dapat menggubah karya pada waktu itu. Sastrawan Rusia menggunakan karyanya lebih dari sekadar karya sastra, namun mereka juga menggunakan karyanya sebagai ruang diskusi sosial-politik. Jadi, dapat dikatakan bahwa mayoritas buah karya sastrawan realis Rusia merupakan perwujudan dari masyarakat Rusia itu sendiri.

Realisme di Rusia secara konkret dimulai pada 1855, salah satunya ditandai dengan lahirnya pengarang-pengarang besar Rusia seperti yang sering kita dengar saat ini, diantaranya Lev Tolstoy, Ivan Turgenev, dan Fyodor Dostoevsky. Beberapa kritikus sastra besar Rusia juga lahir pada zaman ini, yaitu Chernyshevsky, Pisarev, da Dobrolyubov. Kritikus-kritikus tersebut terkenal beraliran radikal. Namun dikenal juga seorang kritikus yang terkenal karena Ia termasuk kritikus yang netral dalam melakukan kritik sastra. Freeborn (1992) menegaskan bahwa Ia berusaha berdiri di antara golongan radikal dan konservatif. Ia percaya bahwa kritik harus menghargai sastra sebagai sebuah organik yang tumbuh, yang merefleksikan karakter dan spirit nasional yang esensial.(Elfira, 2012:58)

Pada golden age of realism di Rusia, puisi lirik tidak tidak begitu berkembang dibandingkan dengan prosa. Karena itulah, pada masa ini, kita hampir tidak menemukan puisi-puisi lirik, melainkan novel-novel fenomenal buah karya sastrawan-sastrawan yang telah disebutkan sebelumnya. Mati suri realisme Rusia dimulai pada 1880 dimana para sastrawan realis Rusia mulai meninggal satu-persatu. Dalam masa mati suri tersebut banyak bermunculan aliran-aliran sastra baru, seperti simbolisme, futurisme, dan akmeisme. Namun, mati suri realisme Rusia akhirnya menemui ujungnya pada 1920. Harkins (1956) berpendapat bahwa walaupun yang bukan orisinal, realisme adalah aliran yang paling populer dan banyak digunakan oleh pengarang-pengarang Rusia hingga dewasa ini.(Elfira, 2012:61)

Rujukan:

Elfira, Mina. 2012. Sastra dan Masyarakat Rusia. Jakarta: Padasan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline