Lihat ke Halaman Asli

Di Balik Kekalahan Beruntun Liverpool

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Liverpool kembali menelan kekalahan. Kali ini, Chelsea yang berhasil menaklukan mereka. Setelah sebelumnya anak buah Brendan Rodgers ini tak berdaya mengahadapi Manchester City. Dua kekalahan beruntun ini membuat Liverpool keluar dari empat besar alias zona Liga Champions. Kado akhir tahun yang tak menggembirakan bagi Liverpudlian.

Cerita kekalahan kali ini juga mirip dengan kekalahan saat melawan City. Sempat unggul lebih dulu di menit awal, tapi kemudian tak mampu membendung serangan lawan. Sementara sejumlah peluang juga gagal dikonversi menjadi gol. Hasil negatif ini juga tak lepas dari performa lawan yang agresif. Chelsea tampil trengginas di hadapan pendukungnya. Mereka mengunci pergerakan Suarez dan membendung alur bola dari lini tengah. Duel sering terjadi di lini ini. Dan yang paling ‘panas’ adalah duel duo Brasil, Lucas dan Oscar, yang bersitegang menjelang akhir laga.

Kredit patut disematkan pada Samuel Eto’o. Striker Chelsea asal Kamerun ini menjadi penentu kemenagan bagi The Blues. Dia mampu menyontek umpan tarik Oscar untuk mengelabuhi Simon Mignolet. Selain itu, Eto’o juga tak segan turun di daerah pertahanan sendiri. Bahkan hampir saja dia ‘menodai’ laga ini jika saja wasit menunjuk titik putih saat dia menghadang laju Luis Suarez di dalam kotak penalty. Dan saat dia ditarik untuk digantikan Fernando Torres, publik Stamford Bridge memberikan tepuk tangan meriah atas penampilan impresifnya kali ini.

Dari kubu Liverpool, mental bermain menjadi kendala utama selain faktor fisik yang dihinggapi kelelahan. Dua laga berat dilalui dalam tempo tiga hari. Keduanya berlangsung di kandang lawan. Disinilah peran Steven Gerrard sangat dibutuhkan. Namun dalam dua laga ini sang kapten masih dibekap cedera. Posisinya digantikan gelandang-gelandang muda yang penuh energi. Dari sisi skill dan stamina, mereka mampu menutupi ketidakhadiran Gerrard. Tapi dari sisi psikologis, kehadiran Gerrard masih belum terganti.

Memang posisi Liverpool di klasemen paruh musim masih belum memenuhi target. Tapi jika dicermati lagi, masih ada peluang di paruh kedua nanti. Kekalahan-kekalahan yang diderita Liverpool sebagian besar adalah dari laga tandang melawan tim-tim besar. Tercatat mereka keok di kandang Arsenal, City dan Chelsea. Sedangkan di kandang Everton dan Newcastle, mereka berbagi satu angka dengan tuan rumah. Praktis hanya MU, tim besar yang akan mengunjungi Anfield di paruh kedua nanti. Jadi jika Liverpool bisa memaksimalkan laga kandang mereka di paruh kedua, bukan tidak mungkin mereka akan mampu finis dengan posisi yang lebih baik. YNWA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline