[caption id="" align="aligncenter" width="200" caption="Han Zi"][/caption]
Di dunia ini banyak sekali tulisan-tulisan yang tercipta sebagai pengejawantahan bahasa lisan manusia, yang bisa dicatatkan dalam berbagai media. Tulisan sebenarnya merupakan suatau simbol-simbol yang mewakili makna-makna tertentu, yang bisa dimengerti oleh bangsa atau manusia yang berbahasa di wilayah tertentu pula. Maka, hal ini menjadikan banyak sekali jenis tulisan yang ada di dunia.
Tulisan yang tertua di dunia selalu menggunakan gaya logographic, yaitu gambar yang mewakili benda ataupun hal yang ada. Gambar tersebut bentuknya tentu cenderung lebih sederhana dari benda yang diwakilinya, agar mudah dituliskan. Jumlah hurufnya akan menjadi banyak, karena satu huruf mewakili satu kata yang ada. Setelah itu barulah ada tulisan fonetik, yaitu tulisan yang menggambarkan nilai suara, yang biasa dikenal dengan alfabet. Tulisan ini jauh lebih mudah digunakan daripada tulisan yang bergaya logographic, karena jauh lebih sederhana dan tidak banyak jumlahnya.
Salah satu bentuk tulisan logographic yang terkenal adalah Hanzi (baca: han ce, karakter Han) yang berasal dari negeri Tirai Bambu. Hanzi, yang di Jepang dikenal dengan Kanji dan Korea mengenalnya sebagai Hanja, merupakan salah satu tulisan tertua yang masih digunakan hingga sekarang. Perkembangannya sudah ada sejak 5000 tahun yang lampau, yang konon dimulai pada pemerintahan Huang Di atau Kaisar Kuning, yang menurut legenda ditemukan oleh seorang bawahannya yang bernama Cang Jie. Bahkan, beberapa ahli ada yang memperkirakan usianya lebih lama dari itu.
Tulisan awal yang sudah mulai sistematis ditemukan dari era dinasti Shang, yang banyak terukir di tulang-tulang sapi atau tempurung kura-kura. Isinya
[caption id="" align="alignright" width="170" caption="Eksotis, bukan?"] [/caption] kebanyakan berupa ramalan atau catatan ritual. Bentuknya sangat kuno sekali, dan terkesan kurang rapi.
Perkembangan berikutnya pada masa dinasti Zhou, dimana banyak karya-karya tulis terkenal lahir, salah satunya Yi Jing yang dikatakan merupakan kumpulan perkataan Confucius. Huruf-hurufnya semakin banyak, dan bentuknya mulai mendekati bentuk huruf yang sekarang, walau masih terlihat primitif.
Perkembangan pesat terjadi pada masa kekaisaran Qin, dimana kaisar pertamanya, Qin Shihuangdi, membentuk standar tulisan yang dikenal dengan nama Zhuan Wen, atau tulisan Segel. Sebelumnya, variasi tulisan amat banyak, terutama di setiap negara bagian. Namun, untuk mengukuhkan kekuasaannya, kaisar Qin memberlakukan beberapa standar, termasuk dalam hal tulisan.
[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Zhuan Wen"] [/caption]
Melalui dinasti Han, hingga sampai dinasti-dinasti berikutnya, Hanzi semakin disempurnakan, hingga kita bisa melihatnya hari ini di berbagai tempat di Pecinan atau di media masa. Tidak hanya di China, penggunaan Hanzi juga meluas hingga ke Kore, Vietnam, dan Jepang. Penggunaanya disesuaikan dengan bahasa setempat, yang kemudian juga berkembang menjadi sistem tulisan tersendiri. Bentuk Hanzi sangat indah, dan mengundang orang untuk berimajinasi dalam mengenali dan memahami arti dari setiap hurufnya. Hanzi memiliki keindahannya sendiri, sehingga ada seni tulis yang bernama Shufa, atau Shodo dalam bahasa Jepang. Mulai dari gaya tulisan kuno yaitu Zhuan Wen, hingga ke gaya Li Shu dan Kai Shu. Untuk mengekspresikan imajinasi sang penulis dalam berkarya, ada pula jenis tulisan Chao Shu, yang bentuknya amat indah, namun sulit sekali dipahami bagi orang yang kurang awas dan imajinatif.
[caption id="" align="alignnone" width="220" caption="Guratan yang ringan, namun indah sekaligus misterius"] [/caption] [caption id="" align="alignnone" width="220" caption="Gagah namun terlihat lembut"] [/caption]
Itulah uniknya Hanzi, dimana gaya dan perasaan penulis bisa dituangkan ke dalamnya. Imajinasi sangat diperlukan di dalamnya. Pula, bentuknya memancarkan keindahan sendiri, yang bisa dinikmati orang yang bahkan tidak harus mengerti apa artinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H