Lihat ke Halaman Asli

Pilgub DKI 2017: Ridwan Kamil Paling Berpeluang, Sehingga Paling Ditakuti Lawan

Diperbarui: 5 Februari 2016   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Diantara artikel-artikel yang bernada dukungan ke ahok, maka artikel kompasianer dengan nama akun mbak Olivia Armasi yang dipublish hari ini adalah paling konstruktif (versi pendapat pribadi) bagi perjuangan ahok menuju DKI 1:

http://www.kompasiana.com/olivia/pertanyaan-pertanyaan-yang-harus-dijawab-teman-ahok-atau-pasrah-dilibas-gerakan-asal-bukan-ahok_56b23ec9349773ae0c324fec

Bagaimana tidak, jika artikel-artikel lainnya hanya penuh dengan kesombongan dan percaya diri yang terlalu tinggi yang bisa melenakan timses ahok, misalnya julukan tidak cerdas bagi yang tidak memilih ahok dan lain-lainnya adalah sikap kontraproduktif yang dapat merugikan  ahok itu sendiri.

Sebenarnya sebagai DIE HARD-nya Ridwan Kamil, seharusnya saya senang jika lawan RK terbuai dengan berbagai macam fatamorgana akan kemenangan yang sudah di depan mata, tetapi Kang Emil dan Pendukungnya bukan merupakan tipe petarung yang curang, walau sudah di atas angin, tapi tetap menjunjung tinggi sportifitas.  Ibarat pertandingan antar pendekar, walau senjata lawan sudah terpental, namun kang emil tidak akan langsung menyerang, beliau pantang menghabisi lawan yang tak bersenjata.

Kang Emil Ksatria Sejati, bukan seperti lawannya yang menggunakan kata-kata tidak etis, misalnya dengan mengatakan sungai epicentrum "cuma tipuan", mbok ya legowo saja mengakui karya lawan, tidak usah pakai kata-kata tidak sopan yang kesannya sama saja dengan mengatakan orang lain tukang tipu, sungguh sangat tidak beradab.

Sejujurnya dari hati yang paling terdalam timses ahok dan para pendukungnya sangat sadar sesadar-sadarnya, bahwa kecil sekali peluang ahok untuk menang, jika sang arsitek penyayang keluarga itu ikut maju di pertarungan DKI 1, indikasi ketakutan itu sangat jelas terbaca, misalnya mencegah dengan sedaya upaya agar kang emil tidak ikut pencalonan dengan cara menyuruh presiden, mendorong kang emil ke jabar 1 saja, sampai pakai ramalan-ramalan yang tidak masuk akal.

Selain kang emil, ibu risma juga merupakan tokoh yang mereka perhitungkan, namun jika melihat eskalasi politik yang mengemuka, nampaknya Ibu Risma sangat kecil kemungkinannya akan ikut bertarung, maka lawan satu-satunya yang mereka takuti hanya lah Walikota Muda sarat prestasi itu, seorang yang humanis dan tidak bengis, memperlakukan manusia sebagai manusia, menata kota dengan kejeniusannya sehingga dicintai rakyatnya.

Munculnya meme yang banyak beredar di medsos yang menampilkan kang emil sebagai Gubernur Jabar, pak ahok sebagai Gubernur DKI dan Ibu Risma sebagai Gubernur Jatim yang dibuat oleh para pendukung ahok adalah salah satu bukti betapa ketakutannya mereka jika kang emil masuk bursa pencalonan DKI 1.

Jika bukan karena takut, mengapa getol sekali menjegal langkah kang emil untuk menuju Jakarta, sebaliknya sangat mendukung calon pesaing lainnya, macam Pak H. Lulung, Bung Adiyaksa Daud, M. Taufik, Sandiago Uno, Hidayat Nur Wahid, Teh Desi Ratnasari, Eko Patrio, H. Rhoma Irama dan lain-lainnya untuk maju bersaing, bahkan tak jarang pesaing selain kang emil mereka jadikan bahan lelucon.

So.. Pesan saya ke pendukung Ahok, tidak usah lakukan banyak hal, cukup hadang kang emil ke jakarta, maka kemenangan bukan hal yang mustahil untuk didapatkan.

Tetapi siap-siap saja gigit jari, karena Kang Emil Bukan Pemimpin Biasa yang penakut dan bermental krupuk, beliau suka tantangan dan Jakarta adalah medan pembuktian bagi publik tanah air, jika beliau pantas untuk menjadi pemimpin negeri ini di tahun-tahun mendatang.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline