Lihat ke Halaman Asli

10 Sesat Pikir Para Pendukung Ahok

Diperbarui: 2 Februari 2016   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sesat pikir adalah kesalahan dalam penalaran. Penalaran ‘salah’ merupakan penalaran yang menggunakan argumentasi yang tidak logis atau argumentasi yang menyesatkan. Penalaran di sini berarti penarikan kesimpulan dari fakta-fakta atau premis-premis yang diasumsikan [sebagai benar]. Berikut 10 (Sepuluh) sesat pikir menurut pendapat pribadi yang saya rangkum dari tulisan beberapa artikel para pendukung ahok:

1. Terlalu Jumawa alias Sombong

Beberapa pendukung ahok sudah seperti tuhan, kata-kata sudah pasti menang, ahok mengunci kemenangan dan lain sebagainya adalah bentuk kesombongan dan ketakabburan alias mendahului kehendak tuhan. Padahal bukan tidak mungkin Februari 2017 nanti mereka akan tertunduk karena mendapati kenyataan yang bertolak belakang dengan kesombongan mereka saat ini.

2. Terlalu Percaya Diri

Setelah berhasil mengumpulkan hampir 1 juta Kartu Tanda Penduduk yang dikoordinir oleh teman ahok, mereka dengan PD-nya amat yakin bahwa 1 juta KTP tersebut sudah pasti memilih ahok, padahal siapa yang tau bahwa mekanisme pengumpulan Identitas diri tersebut tidak "menyelipkan" beberapa lembar rupiah sebagai rangsangan agar warga rela menyerahkan foto kopi KTP nya, lagian apa susahnya sich, timbang FC KTP doang, lumayankan bisa dapat ceban, hi hi hi.... pan waktu di bilik suara kagak ada nyang tau kitenya milih siapa. kasin dech ketipu.....

3. Terlalu Meremehkan Lawan

Seorang kompasianer yang baru-baru ini terpilih sebagai Kompasianer versi kong ragil sebagai peraih jumlah pembaca terbanyak, mungkin karena predikat itulah orang sengak ini menjadi tinggi hati dan cenderung merendahkan orang lain, buktinya ia pernah memposting sebuah artikel yang kesannya meremehkan lawan, bayangkan ibarat pertandingan tinju, ahok digambarkan sebagai petinju kelas berat, sedangkan Kang Emil hanya berstatus petinju kelas welter. Hati-hati terlalu meremehkan lawan biasanya akan membuat terlena. Kompasianer ini tidak sadar bahwa justru kelakuannya tersebut membahayakan jagoannya sendiri.  

4. Menakut-nakuti Lawan

Katanya mundur saja, karena kalau kalah akan kiamat bagi karir politik Pak RK, bwahaha mereka itu politikus bung, bukan anak kecil yang mudah saja percaya dengan intimidasi orang dewasa, mereka lebih paham kalkulasi politik daripada kita yang cuma pengamat politik amatiran... wkwkwkw

5. Pakai Ramalan

Ha ha ha... lucu banget... katanya Pak RK lebih baik menunggu hingga tahun 2024, karena berdasarkan ramalan yang dia yakini, Kang Emil baru "direstui" menjadi pemimpin pada tahun tersebut... ngakak lagi ha ha ha... jaman gini percaya ramalan... bisa musrik tau... apalagi kang emil juga dikenal sosok yang relegius, masukan-masukan tak masuk akal dan berbau syirik seperti itu pasti beliau tanggapi sambil senyum-senyum simpul... ih lucu dech ente....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline