Lihat ke Halaman Asli

Nur Rakhmat

Guru yang Belajar Menjadi Guru

Puisi | Kisah Sang Perindu

Diperbarui: 2 April 2020   02:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi itu, saat mentari mulai tersenyum dan deru mesin mulai terbangun

Aku ditemani sahabatku membuka mata dan membuka cakrawala cerah waktu itu  

Aku gembira melihat rona sahabatku tersenyum menanti teman setiaku.

Namun, tak lama kemudian, kulihat sahabatku menarik senyum dan menolehku.

"Sudah lama aku menunggu, namun teman setiamu tiada kunjung menyapaku".

Seketika aku merenung, apakah benar apa yang dikatakan temanku?

Apa benar teman setiaku tiada ingin mengunjungiku walau sejenak?

Apakah temanku benar benar sudah meninggalkanku?

"Hee, jangan melamun!"

Aku kaget dengan mendengar perkataan sahabatku itu.

Ku lihat kalender yang ada di sudut ruang sahabatku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline