Ya Alloh, Engkau Maha Sempurna, Engkau ciptakan manusia dengan kekurangan dan kelebihan agar manusia bisa saling memahami kekurangan dan memanfaatkan kelebihannya.
Namun pada sisi lain ternyata manusia selalu memaki kekurangan diri sendiri, kekurangan orang lain dan yang lebih tidak mengenakkan lagi suka mendewakan kelebihan diri sendiri.
Sekelumit kalimat diatas menyadarkan kita untuk senantiasa lebih bisa memahami orang lain, dan yang lebih penting harus bisa lebih memahami siapa diri kita yang sesungguhnya. Saya dan anda tidaklah sempurna, hanya lumuran dosa karena pikiran-pikiran kotor kita. Tidak perlu disanggah namun perlu kita sejenak renungkan ‘apa iya ya,..apakah aku seperti itu”. Akan tetapi untuk apa lagi kita masih mempertahankan keangkuhanan kesombongan itu? Kita hina teman-teman kita ? Maaf, kalimat diatas adalah sebagai argument saya pribadi.
Seringkali saya, kita, anda dan mungkin mereka menerima hinaan dari teman-teman karena kekurangan yag dimiliki, dan tanpa ragu-ragu pasti kita akan tidak bisa menerima perlakuan yang seperti itu. Lalu bagaimana kita mengambil sikap?
Menurutku, jadikanlah hinaan sebagai motivator dalam segalanya. Jika orang lain menganggap kita kurang ini kurang itu maka kita harus berupaya untuk melengkapi kekurangan tersebut sehingga setelah kekurangan itu terpenuhi maka dapat meminimalisir hinaan, jika orang lain menganggap kita bodoh ya jangan marahlah, justru dengan itu kita harus lebih giat untuk belajar.
Dari itu semua kawan, sikapilah apapun yang ada dengan bijak, arif dan santun sehingga kita sendiri tidak akan termakan dengan perasaan hati kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H