Lihat ke Halaman Asli

Menengok Pemanfaatan Media saat Pleasure Time dari Perspektif Psikologi

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar.

Menurut pendapat Gerlach & Ely, jika dipahami secara garis besar media adalah sesuatu yang berkenaan dengan manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan seseorang mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (www.edukasi.kompasiana.com 12/10/2010).

Berbagai penggunaan dan pemuasan terhadap media dapat dikelompokkan ke dalam 4 tujuan, yaitu:

1. Pengetahuan. Seseorang menggunakan media massa untuk mengetahui sesuatu atau memperoleh informasi tentang sesuatu. Hasil survei menunjukkan alasan orang menggunakan media antara lain: saya ingin mengetahui apa yang dikerjakan pemerintah, saya ingin mengetahui apa yang terjadi di dunia, saya ingin mengetahui apa yang dilakukan para politisi.

2. Hiburan. Kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan dan orang mencari hiburan salah satunya melalui media massa. Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk, yaitu: stimulasi atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin, relaksasi atau santai yang merupakan bentuk pelarian dari tekanan masalah, pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam.

3. Kepentingan sosial. Kebutuhan ini diperoleh melalui pembicaraan atau diskusi tentang sebuah program TV, film terbaru dan lain-lain. Isi media menjadi bahan pembicaraan yang hangat. Media memberikan kesamaan landasan untuk membicarakan masalah sosial.

4. Pelarian. Orang menggunakan media massa untuk mengisi rintangan antara mereka dengan oranng lain atau untuk menghindari aktivitas lain (Morrissan, 2008:27).

Menurut Wright (dalam Severin, Tankard, 2005:386), media memiliki 3 fungsi, yaitu:

1. Pengawasan/surveillance, yaitu memberi informasi dan menyediakan berita.

2. Korelasi/correlation, dimana fungsi yang kedua adalah seleksi dan interpretasi tentang lingkungan.

3. Penyampaian warisan sosial/Transmission of the Social Heritage yang merupakan suatu fungsi dimana media menyampaikan informasi, nilai dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum pendatang.

Wright juga menambahkan satu fungsi lagi yang diperoleh dengan adanya media, yaitu hiburan yang dimaksudkan untuk memberi waktu istirahat dari setiap hari dan untuk mengisi waktu luang.

Disini akan dibahas bagaimana orang-orang menggunakan media dan waktu luang mereka dari perspektif psikologi. Kegunaan Media dari Perspektif Psikologi sendiri terdiri dari 4 bagian, yaitu :

Emotions

Dimana media senantiasa berusaha melakukan manipulasi atas emosi audiens (Seseorang akan mendengarkan atau menonton televisi again and again karena keterlibatan emosi)

Individu kadang kala menggunakan media untuk belajar mengenai kehidupan emosional mereka dan untuk menghasilkan suatu kondisi emosional tertentu.

Contoh : bagi seorang ibu rumah tangga, mereka akan memiliki waktu luang di atas pukul 6 sore, setelah mereka sudah selesai menyiapkan makan malam dan di saat para putra-putrinya belajar. Maka di saat itu media untuk menghibur dirinya disaat luang adalah televisi, dan pada saat itu banyak channel televisi yang menampilkan sinetron. Sinetron yang ditampilkan biasanya lebih kepada sinetron keluarga, sehingga lebih menarik para emosi ibu-ibu rumah tangga untuk menonton dan menyaksikan bagaimana drama itu mengusung segala permasalahan rumah tangga yang sederhana hingga yang berlebihan. Karena sudah ada keterlibatan emosi maka, si ibu inipun akan menyaksikan sinetron kegemarannya itu setiap harinya.

Terkadang dari sinetron tersebut, sang ibu bisa belajar apa yang harus dilakukan jika ingin mencegah suaminya berselingkuh, seperti berdandan cantik ataupun melakukan hal yang membahagiakan sang suami.

Maka menonton sinetron akan menjadi hal yang selalu digunakannya untuk mengisi waktu luang yang ada karena keterikatan emosi tadi.

Pleasure

Individu mengkonsumsi suatu media atau jenis program tertentu karena, dalam pemahaman mereka, menghibur. Jadi dalam mengisi waktu luang yang ada, individu akan menggunakan media atau acara yang dianggap bisa menghibur diri mereka.

Sebagai contoh, orang yang menonton acara OVJ tentu merasa acara tersebut bisa membuat orang menghibur dan tertawa saat menonton. Sehingga sebagian orang akan mengisi waktu luang mereka dengan menonton acara OVJ tersebut. Berbeda lagi dengan para pemain games online. Mereka merasa dengan bermain game online bisa sangat menghibur mereka, terlebih pada saat mereka sedang suntuk dengan waktu luang yang mereka miliki.

Akan berbeda lagi dengan orang yang suka mendengarkan radio.  Untuk mengisi waktu luang, tentu orang tersebut akan mendengarkan radio karena bagi orang tersebut hanya dengan mendengarkan radio itu sudah sangat menghibur, terlebih ada penyiar atau acara radio yang mereka sukai.

Pleasure dapat juga dimaknai sebagai as “empowering, dimana pleasure akan dimaknai sebagai pemberdayaan. Untuk lebih memahami seperti pemberdayaan yang dimaksud disini ada sebuah contoh kasus yaitu film THE RAID. Produser maupun sutradara film ini sudah mengetahui bagaimana tipikal-tipikal film di Indonesia, seperti biasa film Indonesia lebih bergenre horror, percintaan dan beberapa tentang agama. Dengan keadaan perfilman yang seperti ini, produser memberdayakan situasi untuk membuat film action dan akhirnya mendapat respon positif dari masyarakat. Karena belum banyak film action Indonesia yang ada, kebanyakan film action yang ada merupakan film-film barat. Disaat The Raid muncul dan menjadi film action yang dibintangi oleh semua oragn Indonesia dengan kualitas film action barat, masyarakatpun terpedaya untuk menonton film ini. Sehingga disaat ada waktu luang, banyak masyarakat pecinta film action memilih menonton film ini, sehingga mencetak rekor dalam dua minggu sudah sekitar satu juta penonton yang menyaksikan film ini.

Disini terlihat bahwa dengan pemahaman pleasure sebagai pemberdayaaan, dibuatlah film yang sangat berbeda dari biasanya, dan akan menarik audiens untuk menonton film ini disaat mereka memiliki waktu luang.

Mood

Media bisa berperan sebagai pembangkit mood. Mood sendiri berhubungan dengan apa yang kita rasakan.

Misalnyamusik dapat membangun mood seseorang. Kita bisa melihat banyak jenis music, ada orang yang pada saat mendengarkan music dengan aliran jazz, bisa membangkitkan moodnya, ada pula orang yang membangkitkan moodnya dengan mendengarkan music klasik. Bukan hanya secara individual, music juga dapat  membangun mood secara sosial mood bersama dan kemudian mendorong orang atau kelompok orang untuk melakukan tindakan bersama. Contoh, para penggemar SLANK di Jakarta membangun sebuah tempat yang menyewakan ambulans secara gratis. Hal ini disebabkan karena lagu-lagu dari SLANK sendiri terkadang berbicara tentang negara dan tentang toleransi terhadap sesame yang kurang mampu. Tidak jauh berbeda dengan konser VOTE (voice of the east) yang baru-baru ini dilaksanakan di Jogja. Tujuan dari konser ini adalah untuk membangun semangat para muda-mudi yang berasal dari Indonesia Timur untuk berkembang sehingga tidak akan tertinggal dalam perkembangannya. Karena bisa membangkitkan mood secara sosial, maka para individu, terlebih orang-orang dari Indonesia timur akan mengisi waktu luang mereka dengan menonton konser tersebut.

·Pengalaman-Pengalaman akan Ketegangan

Disini orang akan memilih media untuk mengisi waktu luangnya dilihat dari pengalaman-pengalaman ketegangan yang dialami dan dirasakan oleh orang tersebut. Misalnya, orang yang pernah mengalami tsunami Aceh akan memilih untuk menonton Film 2012 karena, setidaknya ada ketegangan yang penah dia rasakan , diangkat dalam film tersebut.

Dari pembahasan diatas terlihat bagaimana media digunakan orang untuk mengisi waktu luang . terlebih dari perspektif psikologis, terlihat bagaimana mereka memahami waktu luang dan hiburan yang mereka inginkan yang bisa didapatkan dari media.

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26227/4/Chapter%20II.pdf

Perspektif Psikologis Sosial [Autosaved].ppt Pak Puji Rianto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline