Lihat ke Halaman Asli

BENARKAH KEPEKAAN SOSIAL MASYARAKAT SEMAKIN MENYUSUT

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini adalah hari pertama saya bepergian dengan kereta api di bulan puasa ini, sebenarnya cukup mengasikkan berpergian dengan menggunakan kereta api, apalagi keretanya tidak terlalu sumpek/ penuh..

Pagiini selepas sholat dhuha saya langsung bergegas menuju stasiun kereta Bekasi dengan tujuan adalah stasiun beos.

Jam. 9.00 WIB, kereta yang di jadwalkan akan menjadi tumpangan saya sampai dan merapat di dek stasiun Bekasi,, semua penumpang yang tadinya duduk santai di bangku peron bergegas berdiri dan mendekati pinggiran peron untuk berniat menaiki kereta yang sudah mulai berhenti.

Saat kereta api sudah berhenti semua penumpang menyerbu masuk ke dalam kereta sampai-sampai penumpang di dalam yang hendak turun kesulitan karena berdesakan, saya memilih tidak ikut berdesakan karena toh menurut saya kalau kondisi ramai seperti ini saya bisanaya memutuskan untuk tidak duduk di bangku karena bangku biasanya sudah penuh, lagian hari ini adalah hari minggu sehingga tentunya banyak anak kecil dan ibu2 yang menumpang kereta ini.

Setelah penumpang naik dan aggak sedikit sepi saya memutuskan naik kereta dan berdiri di dekat pintu, saya melayangkan pandangan mata saya ke sekeliling ruangan kereta dan kelihatannya semua korsi tempat duduk sudah penuh terisi,, tidak berselang beberapa lama sebelum pintu kereta hydrolic menutup naiklah seorang ibu setengah baya dengan seorang anak kecil yang saya perkirakan pastilah seorang cucunya.

Nenek dan cucunya ini memutuskan beridi di samping saya sambil perpegangan pada sebatang besi pemalang tempat duduk yang ada di sana..

Tidak berselang lama akhirnya kereta ini mulai melaju meninggalkan stasiun Bekasi menuju setasiun Keranji dan seterusnya dengan tujuan terakhir adalah stasiun Beos yang juga nantinya akan menjadi stasiun tujuan saya.

Semenjak meninggalkan stasiun bekasi tadi saya kurang begitu memperhatikan sekeliling saya karena sibuk dengan selembar majalah yang tadi saya sempat beli sebelum naik ke kereta.

Namun setelah kereta mulai melaju kembali di stasiun keranji saya mulai menyadari ternyata dibangku di sekitar saya dan nenek tadi berdiri banyak duduk beberapa laki-laki muda yang menurut saya cukup gagah dan sehat.

Kereta ini melaju sampai stasiun cakung saya lihat nenek tadi mengambil selembar koran yang ada di dalam kantong plastik yang tadi dijinjingnya dan menempatkan koran tadi di lantai dek kereta, selanjutnya dia membimbing cucunya untuk duduk disana..

Melihat kejadian tersebut hati saya berdetak, bukan karena perbuatan nenek ini yang membiarkan cucunya duduk dilantai, melainkan yang membuat hati saya bergemuruh adalah beberapa laki2 yang duduk dengan santai dan nyamannya di kursi di sekitar situ yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing seolah-olah mereka adalah penumpang tunggal dan tidak memperdulikan sama sekali sekelilingnya.

Saya mulai tergelitik untuk menyampaikan hak nenek ini dan cucunya sesuai dengan slogan dan pamplet yang di pasang oleh pihak PJKA di dinding dan jendela kereta yang berbunyi ”” Tempat duduk prioritaskan untuk anak-anak, wanita hamil, dan ibu-ibu tua””

Saya mulai berbicara dengan salah seorang penumpang laki2 yang terdekat dengan anak itu,, selamat pagi pak, mohon maaf bisakah bapak sedikit menggeser tempat duduk bapakagar nenek ini dan cucunya bisa menikmati hak mereka untuk duduk. Awalnya laki-laki ini tidak menggubris entah tidak di dengar atau sengaja tidak mau mendengar, akhirnya saya mengulangi lagi permintaan tadi , namun saya begitu kaget karena laki2 tersebut bukannya tersenyum dan merasa malu, melainkan menjawab dengan jawaban yang memalukan menurut saya ”” cari tempat lain aja, saya turunnya masih jauh”” Subhanallah....

Saya sempat emosi mendengar jawaban tersebut, ingin rasanya saya beri pelajaran laki-laki ini namun saya ingat bahwa hari ini saya berpuasa dan tidak boleh terpancing emosi.

Untung di sekitar tersebut ada seorang gadis muda yang tadinya duduk dan tiba-tiba berdiri untuk memberikan tempat duduknya dia kepada nenek tadi dan cucunya, alhamdulillah pikir hati saya sedikit lega..

Namun dari kejadian ini, saya berpikir apakah memang tingkat kepekaan masyarakat saat ini sudah benar-benar terkikis habis sehingga menutupirasa malu yang akibatnya menjadikan banyak orang menjadi tidak tahu malu, tidak mau peduli, dan tidak mau membantu.

Bukankan di bulan yang suci ini kita di anjurkan untuk saling berlomba mencari kebaikan dan kemaslahatan sehingga membuahkan banyak manfaat untuk lingkungan di sekeliling kita.. Ataukan memang ibadah yang dilaksanakan adalah ibadah formalitas dengan expectation hanya menggugurkan kewajiban..subhanallah,, hanya Tuhan yang mengetahuinya...

Selamat malam... Selamat menjalankan Ibadah Puasa Saudara Muslimku....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline