Lihat ke Halaman Asli

Maryati

Selalu optimis dan menebar kebaikan

Serial Film Favoritku 1 Tempo Dulu

Diperbarui: 17 Desember 2020   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: soeararakjat.com

Serial yang menjadi favoritku saat itu adalah film "Rumah Masa Depan".
Deddy Sutomo, Serial Legendaris Rumah Masa Depan dan Little House on the Prairie
Tahun 80-90an di desa-desa, tak semua rumah ada teve, banyak anak nonton teve di rumah tetangga, demi 'bertemu' Bayu dan mengubah (Deddy Sutomo) di serial drama Keluarga Rumah Masa Depan . Alhamdulillah orang tuaku malah saat itu punya TV,  bahkan juga Motor.

Setelah sholat dzuhur pasti deh siap-siap untuk nonton film kesayanganku.
Anak-anak 'zaman old' tahun 80-90an tentu akrab dengan sosok Pak Sukri (Deddy Sutomo) dalam serial drama keluarga Rumah Masa Depan yang ditayangkan di TVRI tiap Minggu siang sekitar pukul 12.30 Wib.

Mari kita simak kisah singkatnya

Pak Sukri mempunyai istri yang disebut Ibu Sukri (Aminah Cendrakasih), memiliki dua anak yaitu Bayu (Septian Dwicahyo) dan Gerhana (Andi Ansi). Dalam keluara mereka juga masih ada generasi pertama, yaitu si Kakek (Hamid Arief), dan juga si Nenek (Mak Wok atau Wolly Sutinah). Mereka tinggal di rumah sederhana di pelosok yang damai nan asri, Desa Cibeureum, Cianjur. Juga ada tokoh kepala desa yang menduda sejak lama dan selalu menjadi santapan gosip Bu Suwito (Mieke Wijaya), seorang warga desa yang kaya dan sombong. Saat itu kalau melihat sosok beliau meskipun aku masih kecil, rasanya geram banget melihatnya

Juga ada tokoh bernama Sangaji, seorang anak yatim yang bekerja sebagai penjual buku di pasar, kutu buku, pintar, luas pengetahuannya. Ia memiliki watak ramah dan suka menolong, berkaca mata minus tebal, sangat disenangi teman-teman karena kepintarannya. Dalam sebuah episode berjudul 'Anak Ajaib', sosok Sangaji muncul sebagai anak desa yang tidak bersekolah tapi bisa mengalahkan anak-anak kota dalam sebuah kejuaraan cerdas-cermat. Aku benar-benar mengaguminya dengan sosok Sangaji.

Selain pemeran keluarga Pak Sukri, banyak bintang tamu menyemarakkan serial ini, di antaranya Sukarno M Noor, Tino Karno, dan Mila Karmila. Sang sutradara Ali Shahab bahkan ikut bermain dalam beberapa episode.

Serial Rumah Masa Depan terinspirasi film serial Little House on the Prairie yang juga diputar TVRI pada tahun 80-an, sarat pesan moral, syarat utama yang diajukan TVRI kepada pihak pelaksana produksi, dan disepakati serial Rumah Masa Depan harus sisi kerukunan antarwarga dari satu masyarakat di sebuah pedesaan. Seperti halnya serial A Little House on the Prairie yang berpusat pada Keluarga Michael Landon, demikian juga pada serial Rumah Masa Depan, tokoh sentral dalam serial ini adalah Keluarga Pak Sukri, dengan segala suka dan duka dalam kehidupan keluarga.

Adalah Bu Suwito, tokoh antagonis yang dalam beberapa episode digambarkan sebagai tukang bikin masalah dan penyebar gosip yang berujung pada sebuah percekcokan. Dia adalah sosok yang merasa dirinya modern, angkuh, mau menang sendiri, dan selalu merasa dirinya yang paling hebat, dengan sikap selalu menjengkali hak-hak orang lain. Tapi pada suatu titik akhir cerita, biasanya Bu Suwito selalu menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada orang-orang yang telah dizaliminya.

Selain kehidupan dalam keluarga, alur besar film ini juga bercerita tentang kehidupan Bayu dan Gerhana di sekolah mereka masing-masing. Bayu yang saat itu bersekolah di SMP dan Gerhana yang menginjak usia SD, adalah dua siswa yang kecerdasannya diatas rata-rata. Mereka selalu menjadi pionir bagi kawan-kawannya di kelas. Sekolah menghibur dipertemukan dengan Sangaji, si anak jenius dari keluarga tidak mampu.

Episode pertama dari serial ini adalah 'Nenekku Manis Jangan Menangis', bercerita tentang Mak Wok yang kesepian tinggal di kota Metropolitan. Saat jatuh sakit, Mak Wok lantas kembali ke desa dan hidup bersama anak cucunya.
Dengan melihat sosok "Mak Wok" yang begitu sayang pada cucunya. Tetapi beda dengan kehidupanku yang begitu jauh berbeda.
Nenek tidak begitu menyayangi kami sebagai cucunya. Bahkan pada Ibuku juga tidak sayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline