Pada hari Senin, tanggal 19 Agustus 2024, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) 59 kelompok 39 berkesempatan untuk menyaksikan pertunjukan wayang kulit dengan lakon "Brajadenta Mbalela" Oleh Dalang Ki H. Yusuf W. di balai Desa Payung yang di selenggarakan oleh bapak H. Turah Suparno yang merupakan kepala Desa Payung. Acara ini bukan hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sebuah kesempatan untuk memahami dan menghargai tradisi seni pertunjukan Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya.
Wayang kulit adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional yang terkenal di Jawa, menggunakan boneka kulit sebagai media untuk menyampaikan cerita-cerita mitologis dan historis. Lakon "Brajadenta Mbalela" adalah bagian dari tradisi wayang kulit yang melibatkan karakter Brajadenta, seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam narasi cerita.
Tim KKN 59 kelompok 39 UIN K. H. Abdurraahman Wahid Pekalongan, hadir untuk menyaksikan dan memperiahkan pertunjukan tersebut. tidak hanya sebagai penonton, tetapi juga untuk mendapatkan wawasan lebih dalam mengenai budaya dan seni tradisional Jawa, serta berpartisipasi dalam kegiatan budaya yang diadakan oleh masyarakat Desa Payung.
Dalam pementasan wayang ini terdapat 3 sinden yang suaranya sangat merdu, dengan memakai busana adat tradisional yang sangat meanawan. Para seniman wayang kulit, termasuk dalang dan pemain boneka, bertanggung jawab untuk menyajikan lakon "Brajadenta Mbalela". Mereka adalah ahli dalam seni pertunjukan ini dan memainkan peran kunci dalam memastikan keberhasilan pertunjukan. Warga Desa Payung juga sangat antusias hadir sebagai penonton dan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan.
Pementasan wayang kulit dengan lakon "Brajadenta Mbalela" memiliki makna yang lebih dari sekadar hiburan. Wayang kulit adalah warisan budaya yang telah diakui oleh UNESCO dan memiliki nilai-nilai filosofis dan moral yang penting dalam budaya Jawa. Dengan menyaksikan pertunjukan ini, Tim KKN 59 kelompok 39 dan masyarakat desa Payung dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya ini.
Brajadenta, sebagai salah satu karakter dalam wayang kulit, memainkan peran penting dalam cerita yang disajikan. Mbalela, dalam konteks pertunjukan ini, merujuk pada metode atau gaya khusus yang digunakan dalam pementasan. Melalui acara ini, penonton dapat belajar tentang berbagai aspek kehidupan dan filosofi Jawa, serta memahami makna di balik setiap karakter dan alur cerita.
Pementasan wayang kulit dengan lakon "Brajadenta Mbalela" di Desa Payung pada tanggal 19 Agustus 2024 merupakan contoh nyata dari bagaimana seni tradisional dapat dihidupkan kembali dan diperkenalkan kepada generasi muda serta masyarakat umum. Dengan tim KKN kelompok 39 menyemarakan pementasan pagelaran wayang kulit pertunjukan ini tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga mendidik dan memperkaya pemahaman tentang budaya Jawa. Pertunjukan ini menunjukkan pentingnya pelestarian budaya dan peran aktif yang dimainkan oleh generasi muda dalam menjaga warisan budaya yang sangat berharga.
Penulis : Novia Maesani
Editor : Maryam Febriani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H