Lihat ke Halaman Asli

Maryam

Content Writer

Berbagai Drama di Balik Virus Corona, Lebih dari Film Fiksi Ilmiah

Diperbarui: 8 Februari 2020   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: dream.co.id

Memasuki bulan kedua setelah hari pertama kemunculannya, wabah  virus 2019-nCov atau yang juga dikenal dengan virus Corona masih saja menghiasi headline berbagai media di dalam dan luar negeri.

Penyebaran virus ini tidak juga menunjukkan tanda akan berhenti. Bahkan Komisi Kesehatan Cina seperti yang dilansir AFP  menyebutkan, virus ini sudah menjangkiti 31.480 orang dengan 368 jiwa korban meninggal dunia.

Menyimak berita virus Corona ini, seolah kita sedang diajak untuk menonton film fiksi ilmiah, namun kali ini dengan versi yang lebih nyata.
Gambaran kota mati Wuhan setelah di isolasi pemerintah Tiongkok tak ubahnya seperti latar film Resident Evil yang mengisahkan tentang Zombie, atau yang lebih mirip lagi, dengan film The Flu buatan Korea Selatan di tahun 2013 lalu yang mengisahkan pengisolasian kota Bundang karena serangan virus mematikan.

Berbagai kisah yang terjadi dibalik berita Virus Corona betul-betul menyajikan skenario Tuhan yang lebih kompleks dibandingkan skenario buatan manusia.

Ada video seorang ibu yang memohon sambil menangis pada petugas setempat agar diizinkan keluar dari Kota Wuhan demi membawa anaknya yang menderita Leukimia ke Rumah Sakit yang lebih baik. Ada seorang suster yang bercerita betapa para petugas medis di sana berada dalam kondisi sulit dan nyaris depresi karena membludaknya jumlah pasien yang harus ditangani. Ada pula youtuber yang "curhat" dalam kontennya, dimana ia bercerita bahwa masyarakat Wuhan mengalami kondisi sulit dengan pengisolasian yang dilakukan pemerintah.

Yang terbaru, kisah dokter Li Wen Liang, sang "pemberi peringatan" wabah corona, yang sempat di cap sebagai penyebar berita bohong oleh pemerintah Cina, baru saja meninggal dunia Jum'at kemarin karena terjangkit virus mematikan tersebut dari pasiennya.

Wafatnya dokter Li Wen Liang langsung menjadi berita tersendiri di negeri tirai bambu, bahkan menyebabkan tumpahnya amarah warga net yang telah memuncak pada pemerintah Cina. 

Belum selesai dengan berbagai kisah (jika tidak mau disebut sebagai tragedi) itu, perekonomian Cina dan dunia pun disebut-sebut ikut bakal (atau sudah?) terpuruk menyusul  sejumlah negara yang menutup jalur penerbangan dari dan menuju Cina. 

Sektor ekspor-impor segala barang yang berhubungan dengan Cina pun terancam. Bahkan bukan hanya pada negara Cina, rasisme etnisnya pun tidak dapat dihindari. Di Italia, sebuah restoran Cina terancam bangkrut karena menyusutnya jumlah pengunjung.

Di bidang pertahanan, virus Corona  cukup membuat gempar dengan
pernyataan mantan intelijen Israel yang mengatakan bahwa virus corona adalah senjata biologis Cina yang bocor dari labotarium di kota Wuhan_yang awalnya saya pikir itu hoax, namun ternyata terpampang sebagai berita aktual di berbagai media. Benar atau tidak, hal itu jelas hanya semakin mempertegas sentimen militer barat terhadap Tiongkok. 

Anehnya, belakangan issue yang dilemparkan ini justru berbalik, virus Corona disebut-sebut sebagai senjata biologis Amerika yang dilancarkan ke Cina untuk mengguncangkan perekonomian negara adidaya baru itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline