Lihat ke Halaman Asli

Masih Ada Harapan Lewat Calon Independen

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilkada Jawa Barat kembali menjadi arena bungkamnya partai politik. Setelah Jakarta dengan sosok Jokowinya telah menenggelamkan strategi partai-partai besar. Banyak pihak yang menganalisa bahwa sosok fenomenal Jokowi adalah mutlak menjadi penentu kemenangannnya. Bukan lantaran partai yang mendukungnya.

Di tengah masyarakat yang sudah pesimis akan ulah aktor-aktor politik partai, mekanisme pilkada langsung dengan calon independennya merupakan pilihan yang bisa menjawab pesimisme masyarakat. Sebab, hanya sia-sia belaka pemilu secara langsung jika tidak ada calon dari jalur independen. Mengapa? Karena, pemimpin dari jalur partai tetaplah masuk dalam lingkaran setan, meski rakyat ikut memilih pemimpinnya. Karena itu, jalur independen yang merupakan celah agar rakyat tidak kehilangan saluran dalam memberikan hak-hak politiknya.

Jawa Barat merupakan lahan yang sangat bagus bagi partai politik untuk melakukan segala macam "transaksi politik". APBD yang begitu besar membuat pemda tidak mampu menghabiskan anggaran. Pemda saat ini terbukti tidak bisa membuat program-program pembangunan dan efektifitas penggunaan anggaran. SILPA (Sisa Lebih Penggunaaan Anggaran) tahun 2012 hingga 3 trilyun sebagaimana dikemukakan oleh Ketua FPD DPRD Jabar, H Awing Asmawi kepada LICOM pada bulan Juni lalu (lihat) merupakan persoalan yang mesti dijawab oleh pemda saat ini.

Berdasarkan data Bappeda, bahwa sampai saat ini di Jawa Barat terdapat 2800 desa yang tergolong rawan pangan. Sementara, disisi lain terjadi SILPA yang mencapai Rp 3 triliun. Sehingga, ada dua sisi yang kontradiktif. Pertanyaannya kemudian, dimana efektifitas mengalirnya anggaran?

"Transaksi politik" kerap terjadi di daerah-daerah yang berpotensi besar secara ekonomis. Hal itu membuat jurang pemisah antara elit-elit partai dengan rakyat biasa. Orientasi kepemimpinan yang didukung partai selalu saja di hitung dari tawar menawar partai dengan para pengusaha. Walhasil, tetap saja lingkaran korupsi masih seputar pada aktor-aktor politik dari partai.

Dengan demikian, calon independen merupakan jalur yang sangat signifikan bagi perkembangan iklim politik dan pembangunan di Jawa Barat. Rakyat mencari alternatif kepemimpinan yg bisa merasakan perubahan-perubahan di daerahnya.

MR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline