Kau adalah laru yang terus mengintai riwayat yang membaru
Lalu, kau jadikan aku layangan yang tercampak diangkasa tiada berteman
Hembusan nafas serpihan perih, bagai kemarau jiwa yang tak bertepi
Di temani angin malam menghembus kebekuan, merebahkan tubuh lelah kedinginan
Sayangku, kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai dahaga menanti deraian air membasah
Akankah Sanubariku menyatu denganmu?
Atau...?
Akankah Hanya jadi Sebatas Angan Ku Seorang?
Kalau Pun KasihKu nanti tak sampai, Bolehlah aku minta waktumu Sebentar?
Hanya Sekejap,
Aku hanya ingin terukir disetiap waktuMu, ketika Aku tidak dapat lagi menemukan waktuku