Seiring dengan perkembangan sosial yang cepat, istilah Parenting VOC belakangan ini ramai diperbincangkan di berbagai platform. Parenting VOC muncul sebagai pendekatan yang relevan di era modern, dengan menekankan pentingnya komunikasi terbuka dan kolaborasi antara orang tua dan anak.
Metode ini tidak hanya membangun hubungan yang lebih sehat, tetapi juga mendukung perkembangan emosional dan sosial anak dalam lingkungan yang positif dimana metode parenting VOC kerap disebut sebagai pola asuh otoriter.
setelah populer di media sosial seorang konten kreator yang sering memperlihatkan parenting kepada anaknya dengan menggunakan cara - cara bak militer dalam mendididik anaknya kini ramai diperbincang dan sering mendapatkan pro dan kontra.
tantangan terbesar orang tua dalam menerapkan pola asuh otoriter di era modern adalah bagaimana menyeimbangkan antara disiplin dan kebebasan, serta bagaimana menghadapi perubahan nilai dan lingkungan sosial yang semakin kompleks.
Pola asuh otoriter ala VOC mungkin pernah dianggap efektif di masa lalu, namun dalam konteks era modern, pola asuh yang lebih humanis dan demokratis terbukti lebih baik dalam membentuk generasi yang sehat secara mental dan sosial. Dengan memberikan kasih sayang, dukungan, dan kebebasan yang bertanggung jawab, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan bahagia.
Alih-alih fokus pada pola asuh otoriter, orang tua sebaiknya mengadopsi pendekatan yang lebih seimbang. Pendekatan ini melibatkan komunikasi yang terbuka, penetapan batasan yang jelas namun fleksibel, serta memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar dari kesalahan. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H