Ilmu perencanaan merupakan disiplin ilmu yang melibatkan penampilan visual dan spasial terkait ide, rencana, argumen dan analisis empiris melalui peta kertas maupun digital. Elemen penampilan visual dan spasial tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perencanaan, sehingga peta sebagai media untuk menampilkan informasi gegrafis atau informasi spasial terkait kondisi permukaan bumi memiliki peran penting dalam perencanaan. Sehingga, informasi spasial dan ilmu perencanaan merupakan dua hal yang memiliki keterkaitan erat dalam penyajiannya. Dalam praktiknya teknologi penginderaan jauh memiliki keterlibatan penting dalam pengumpulan data geospasial.
Remote sensing atau penginderaan jauh tersususun dari dua kata kunci, yaitu remote yang berarti memperoleh informasi tanpa melakukan kontak langsung, dan sensing berati memperoleh informasi kondisi permukaan bumi. Prinsip dasar yang perlu dipahami dalam penginderaan jauh salah satunya adalah sumber energi yang digunakan oleh sensor pada satelit pengamat bumi dalam mendapatkan informasi pada permukaan bumi. Sensor yang dimaksud dapat dibedakan menjadi dua kategori, yatu sensor aktif yang merekam pantulan energi dari sinar matahari, dan sensor pasif yang menghasilkan gelombang elektromagnetik secara mandiri untuk melakukan proses perekaman data.
Awal perkembangan satelit bumi diawali dengan keberhasilan dari peluncurann dan rekaman data oleh Sputnik 1 di tahun 1957 yang dikelola Uni Soviet. Akan tetapi pada era tersebut satelit pengamat bumi yang beroprasi memiliki kepentingan untuk militer sehingga satelit landsat yang dikelola oleh NASA dari Amerika Serikat merupakan salah satu konstelasi satelit pengamat bumi dan akses publik. Teknologi penginderaan jauh khususnya untuk penggunaan satelit pengamat bumi telah menjadi suatu komitmen bagi berbagai negara maupun persmakmuran megara di dunia dalam perkembangan dan keberlanjutannya. Sistem kerja penginderaan jauh terdapat 2 macam yakni sistem kerja aktif atau biasa disebut microwave dan sistem kerja pasif atau disebut optik.
Penginderaan Jauh Optik terhadap Perencanaan Wilayah dan Kota
kebutuhan akan teknologi penginderaan jauh optik yang mendesak pada bidang perencanaan wilayah dan kota, adalah untuk menjawab ketidakpastian informasi yang terukur terhadap perubahan fisik penggunaan lahan, infrastruktur, kondisi lingkungan, sebaran kegiatan, aspek kebencanaan, dll. terdapat beberapa fungsi utama dalam penerapan penginderaan jauh optik pada bidang perencanaan wilayah dan kota, anatara lain :
- Dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis tutupan lahan di permukaan bumi
- Dapat membantu perencana dalam memantau perluasan wilayah perkotaan dari waktu ke waktu
- Membantu mengidentifikasi dan mengukur distribusi ruang hijau, taman, dan vegetasi lingkungan perkotaan
- Mengetahui kualitas lingkungan pada suatu wilayah
Citra pengideraan jauh optikal dapat memberikan informasi mengenai tata letak dan kondisi infrastruktur perkotaan dengan menggunakan citra resolusi tinggi (Google Earth) berbagai insfrastruktur perkotaan seperti jalan raya, jembatan, dan bangunan dapat dilakukan pemantauan dengan mudah. Perencana kota dapat menggunakan penginderaan jauh untuk menilai potensi risiko bencana dan kerentanan di daerah perkotaan, seperti zona rawan banjir, daerah longsor, dan bahaya seismik. Hal ini membantu dalam merumuskan strategi manajemen bencana dan peraturan penggunaan lahan. Penginderaan jauh memiliki peran yang penting dalam perencanaan wilayah dan kota di Indonesia karena dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H