Lihat ke Halaman Asli

Marwa Ulfa

Membaca dan menulislah karena itu salah satu cara untuk mendapatkan ilmu

Nafkahkan atau Tinggalkan Based On True Story

Diperbarui: 16 November 2024   03:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita ini saya dapatkan melalui salah satu komentar di youtube channel. Dan menurut saya ada hikmah yang baik dalam kisah cerita di bawah ini semoga bermanfaat fens! ^^

Untuk  saya jatuh cinta peda pandangan pertama pada seorang akliwat jelita yang baru lulus SMA, cantik, berhijab syar, pintar, mandiri dan aktif di kegiatan sosial, dan yang paling penting sangat menjaga pergaulannya. Bagiku begitu sempurna Tapi saya adalah lelaki waras yang tahu din masih kulian dan kerja seadanya. 

Make haereperi itu hanya saya simpan di dasar hati, dan justru saya menghindarinya, tak sanggup bila harus menatapnya, walau hati sangat ingin menafkahinya. D Beberapa kali kita pernah dalam kegiatan yang sama, tapi tak ada tegur sapa apalagi saling bicara. Saya pikir sekalian saja tak perlu mengenalnya. 

Mungkin setelah sekian waktu perasaan ini akan berubah, dan Sama lama hilang Bagi saya jatuh hati pada lawan jenis itu biasa tapi pilihannya hanya dua, HALALKAN atau LUPAKAN. Sebagai lelaki normal waktu sekolah dulu saya juga pernah tertarik pada teman atau adik kelas perempuan, ya berteman biasa saja.

Tapi dengan akhwat yang satu ini saya merasa gak bisa sekedar bertemari, padahal dengan teman-teman akhwat yang seangkatan dengannya saya biasa saja berkomunikasi dengan mereka. 

Anehnya, meskipun saya coba menghindar, kabar dan cerita tentang akhwat itu selalu saja sih berganti menghampiriku, tanpa diminta, Saat saya bicara dengan temannya ada saja yang mereka ceritakan tentang gadis nu yang membuatku makin jatuh hati padanya Pernah suatu ketika saya beristirahat bersandar di tiang Masid, ada sekelompok terman lelaki berkumpul di sana ternyata mereka sedang membicarakan si gadis cantik yang susah ditaklukkan hatinya oleh para lelaki. Argh pesonanya telah merasuk terlalu dalam di hatiku. 

Hingga 3 tahun berlalu, saya tabu banyak sekali lelaki yang juga mengharapkan akhwat tersebut mulai dari terman kuliah ustadz muda, manajer BUMN, pegawai pemerintah dan lainnya dan saya tahu mereka adalah orang baik, kalau dibuat daftar peringkat mungkin saya akan berada dalam urutan paling bawah.

Tapi saat itu belur satupun yang ditanggapi oleh akhwat tersebut sekedar taarufpun dia tak mau dengan alasan masih mau fokus belajar memperbaiki din dan menyelesaikan kuliah Waktu itu saya anggap ini ujian dan Allah, seberapa besar saya ikhlas dalam beramal Justru dalam sholat, saya sering menitikan air mata, mengapa begitu rapuhnya hati ini atas sebuah ujian yang bernama "wanita" Di organisasi dan di lapangan mungkin saya terlihat gagah dan kuat, tapi ternyata hati ini begitu lemah untuk menghilangkan bayang-bayangnya. 

Saya telah gagal mengabaikannya, justru semakin lama semakin terbayang sepertinya dia adalah wanita yang tepat untuk menjadi ibu bagi anak-anak saya. Hingga suatu malam, selepas sholat tiba tiba di hati ini seperti ada yang membisikkan, Hei jangan-jangan akhwat itu memang jodoh kamu, dan kamu tak akan pernah tahu kalau kamu tak pernah bertanya padanya. 

Memang kamu masih kuliah, kerja seadanya, tapi apakah kamu meragukan janji Allah. Justru ini menguji ketulusanmu apakah kamu ingin menikah karena Allah atau karena yang lain Maka keesokan paginya saya bertekad bulat menghubungi teman si akhwat ini untuk menyampaikan maksud hati mengajaknya taaruf, dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya "menembak" wanita. Tapi ternyata akhwat itu minta waktu 3 hari untuk menjawabnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline