Pelatihan pembuatan kerajinan dengan teknik ecoprint yang diadakan oleh Mahasiswa GIAT 5 Universitas Negeri Semarang bersama Ibu-ibu Perumahan Marison Dusun Gandon Patreman. Kegiatan ini didukung dari LPPM UNNES dan DPL kelompok yaitu Ibu Rahma Ari Widihastuti, S.Pd., M.A., serta teman-teman penanggung jawab yang berupaya untuk membantu kegiatan program kerja tersebut.
Kegiatan pelatihan yang diketuai oleh Lutfia Lu’lu’ Innida memilih teknik ecoprint karena dalam pembuatan ecoprint memanfaatkan alam sekitar, terutama tumbuhan baik dedaunan maupun bunga. Dengan begitu, maka pembuatan ecoprint ini sangat ramah lingkungan.
”Pelatihan ini bisa meningkatkan keterampilan Ibu-ibu di Perumahan Marison dan hasilnya bisa dijadikan sebagai barang bernilai ekonomis ” tuturnya.
Ecoprint yaitu teknik mencetak motif dan pewarnaan pada media kain, kertas, kulit atau bahan lain yang mengandung bahan alam, dengan memanfaatkan getah pada dedaunan atau bunga dan dengan menggunakan pewarna alami. Keunikan pada teknik ecoprint ini yaitu hasilnya yang akan sangat bervariasi sesuai dengan jenis tanaman yang digunakan, waktu pengolahan, kualitas air (air dari sumber alam lebih baik seperti air sumur, air sungai dan air hujan), metode yang dipakai dan jenis serat kain. Beberapa variasi tersebut yang menjadikan ecoprint dapat dikatakan unik.
Ecoprint merupakan hal yang baru bagi sebagian besar orang, khususnya Ibu-ibu di Perumahan Marison. Ada juga yang menjadikan kegiatan pelatihan ecoprint sebagai kegiatan refreshing dari penatnya hari-hari kerja. Pada saat diwawancarai, sebagian besar hasil ecoprint akan digunakan untuk tempat pensil anak dan banyak juga yang akan menjadikannya dompet untuk uang receh.
Terkait hal ini, Ketua RW Perumahan Marison Bu Nuzul mengucapkan terima kasih kepada Mahasiswa GIAT 5 yang telah memberikan pelatihan pembuatan kerajinan dengan teknik ecoprint.
”Saya merasa bersyukur karena dengan adanya pelatihan ecoprint bisa menambah keterampilan yang tadinya belum tau jadi tau, yang tadinya keterampilan Ibu-ibu hanya goreng tempe tahu sekarang jadi tahu pembuatan ecoprint yang arahnya ke membatik, membuat motif pada kain polos. Karena baru pertama kali letak-letak daunnya masih acak-acakan” tutur beliau.
Rencananya beliau akan menerapkan pembuatan ecoprint ini di SMK Windusari tempat beliau mengajar ”Karena saya mengajar kewirausahaan dibidang kerajinan, nantinya akan saya tularkan pada murid-murid saya” tutur Bu Nuzul.
Selain Bu Nuzul, terdapat juga guru di sekolah berkebutuhan khusus. Rencananya pelatihan yang dilakukan akan diterapkan disekolah tempat beliau mengajar.
”Nantinya keterampilan ecoprint akan diterapkan disekolah untuk anak berkebutuhan khusus ditempat saya mengajar” tutur Bu Isti.
Hasil pembuatan ecoprint dari ibu-ibu perumahan sangat bagus dan harapannya kegiatan yang dilakukan dapat memberikan manfaat yang nanti bisa ditularkan ke anak atau kerabat.