Sebagai seorang anak, jujur saja, sosok utama dalam keluarga yang sering saya lihat adalah peran Ibu. Kendati demikian, banyak juga anak-anak yang tumbuh dengan segudang kenangan bersama Ayah karena figurnya yang menginspirasi dan menjadi teladan.
Tanggal 12 November ini, diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Penetapan ini dilandasi oleh minimnya perhatian terhadap peran ayah dalam masyarakat, padahal figur ayah memiliki pengaruh besar dalam tumbuh kembang anak serta keberlangsungan keluarga.
Mengutip laman CNN Indonesia, Hari Ayah Nasional bermula dari sebuah kompetisi surat menyurat yang diadakan oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) yang menggelar "Sayembara Menulis Surat untuk Ibu". Untuk diketahui, PPIP merupakan sebuah paguyuban satu hati lintas agama dan budaya di Solo, Jawa Tengah. Sayembara itu dilakukan pada 2014 lalu.
Dalam kompetisi tersebut, sebanyak kurang lebih 70 surat telah terkumpul. Semuanya akan dibukukan. Namun tiba-tiba, salah seorang peserta bertanya terkait peringatan Hari Ayah yang tidak pernah dirayakan di Indonesia.
Setelah itu, PPIP mengadakan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solo mencari waktu yang tepat untuk memperingati Hari Ayah. Nah, dua tahun setelah peristiwa itu, PPIP kemudian mendeklarasikan bahwa setiap tanggal 12 November sebagai Hari Ayah Indonesia. Proses penetapan ini dimulai dari deklarasi yang diadakan di Solo dan dihadiri oleh berbagai perwakilan masyarakat, organisasi keluarga, dan komunitas. Untuk memperkuat semangat penghargaan terhadap ayah, PPIP juga menyebarkan 1.000 surat yang dikirim oleh anak-anak dari seluruh Indonesia kepada ayah mereka. Surat-surat ini kemudian dikumpulkan dan dijadikan bagian dari kampanye Hari Ayah Nasional, yang mendapat sambutan baik dari banyak kalangan.
Pada hari yang sama, sebuah deklarasi penting juga berlangsung di Maumere, Flores, NTT. Peristiwa ini menandai bahwa perayaan Hari Ayah tidak hanya terbatas di Solo, tetapi juga telah menyebar ke seluruh pelosok Indonesia.
Seiring dengan deklarasi tersebut, PPIP meluncurkan sebuah buku istimewa berjudul Kenangan untuk Ayah, yang berisi 100 surat mengharukan dari anak-anak untuk ayah mereka. Buku ini dikirimkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah kepala daerah di berbagai wilayah, seperti Sabang, Merauke, Talaud, dan Pulau Rote, sebagai simbol dari deklarasi Hari Ayah.
Sejak saat itu, Hari Ayah Nasional diperingati setiap tanggal 12 November. Peringatan ini dideklarasikan untuk mendorong masyarakat agar lebih menghargai figur seorang ayah dalam sebuah keluarga.
Perbedaan Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia
Adalah Sonora Smart Dodd dari Spokane, Washington, seorang wanita yang hidup pada awal abad ke-20 di Amerika Serikat, yang pertama kali menggagas Hari Ayah Sedunia. Mengutip dari laman National Geographic, Peringatan Hari Ayah tersebut awalnya untuk menghormati ayahnya, William Jackson Smart, seorang veteran perang sipil yang membesarkan enam anak seorang diri setelah istrinya meninggal.
Usulan Sonora mendapat dukungan di berbagai kalangan, dan perayaan Hari Ayah pertama kali diselenggarakan secara resmi pada tanggal 19 Juni 1910 di Spokane. Perayaan ini kemudian menyebar ke kota-kota lain di Amerika Serikat dan menarik perhatian publik luas. Meskipun mendapat respons positif, Hari Ayah tidak serta-merta diakui sebagai hari perayaan resmi hingga bertahun-tahun kemudian.