Pertemuan ke 27 ini sangat spesial karena narasumbernya ada seorang ibu yang juga bertugas sebagai TNI AL, beliau adalah ibu Nani Kusmiyati S.Pd, M.M, CTMP.
Beliau merupakan salah satu peserta menulis gelombang 8 yang sudah melahirkan 28 buku antologi. Saat ini beliau juga sedang menempuh pendidikan S3 bersama Om Jay.
Lebih lengkap Tentang Bu Nani bisa kita baca di blog My Autobiography - learning everyday.Ibu yang pernah menjadi pramugari pada tahun 1997 ini mengatakan bahwa kegiatan menulis bisa dilakukan oleh siapa saja. Asal ada kemauan, tekad yang kuat serta mengetahui strateginya maka menulis akan menjadi kegiatan yang menarik.
Dalam menulis kita bisa menuangkan segala hal baik yang kita lakukan, kita rasakan, kita rencanakan bahkan kita idam-idamkan. Dan suatu hari nanti tulisan itu akan menjadi bukti sejarah bagi anak cucu kita kelak, bahwa kita pernah ada di dunia dan meninggalkan goresan pena yang insyaallah bisa dijadikan pembelajaran hidup bagi mereka.
Wanita yang pernah dikirim menjadi salah satu pasukan perdamaian di Libanon selama setahun dan sekarang menjadi guru bahasa Inggris bagi TNI yang akan diberangkatkan ke luar negeri ini mengungkapakan pengalaman pertama belajar menulis saat dirinya ikut kegiatan yang digagas oleh Om Jay pada angkatan 8.
Beliau mengatakan sejak mengikuti kelas menulis beliau memiliki banyak teman yang berasal dari seluruh penjuru Nusantara dan memperoleh banyak ilmu dari para narasumber sehingga berbekal foto dan kenangan, beliau bisa menuangkan pengalaman yang pernah dirasakan saat berada di Libanon.
Beliau juga saat ini aktif di gruf menulis the Writers Om Bud yang dibina oleh Bapak Budiman Hakim, Kang Asep dan Mbak Devina. Mereka merupakan orang-orang yang selalu memberikan ilmu, ide serta motivasi kepada Bu Nani untuk selalu menulis. Sehingga beliau berani menuliskan dan mengungkapkan ide-ide ke dalam blog pribadinya maupun mengirimnya ke The Writers dan YPTD ( Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan).
Bagi saya pribadi materi yang disampaikan oleh Bu Nani yang berjudul "menulis adalah bekerja untuk keabadian". Ini adalah merupakan tema atau tujuan utama yang membuat saya terpanggil untuk belajar menulis. Saya berharap dengan tulisan yang saya bagikan lewat blog pribadi maupun blog Kompasiana membuat nama dan ilmu yang saya pelajari abadi selamanya sepanjang umur dunia, walaupun jasad kita sudah lama hilang, namun kita masih diingat lewat tulisan yang pernah kita buat.
Sejalan dengan manfaat menulis yang diutarakan oleh narasumber bahwa menulis itu bisa mendatangkan banyak manfaat diantaranya melawan penyakit herzaemer atau penyakit lupa ingatan. Setidaknya dengan sering menulis membuat syaraf otak kita seolah mendapat aliran listrik secara maksimal ibarat ponsel yang selalu di cas sehingga selalu bisa digunakan setiap waktu tanpa pernah low bad. Otak kita jadi tajam karena sering diasah dengan kegiatan menulis.
Disamping itu membuat wawasan kita semakin bertambah karena jika sering menulis tanpa kita sadari membuat kita jadi sering membaca. Sehingga bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap suatu hal semakin meningkat.
Manfaat menulis yang lain adalah perantara kebaikan. Karena ketika kita menulis tentang hal- hal positif, yang membuat orang lain terinspirasi, termotivasi sehingga bisa menenangkan hati pembaca, maka itu artinya kita sudah berbagi kebaikan kepada orang lain.