Lihat ke Halaman Asli

Menahan Laju Peningkatan Kegemukan Pada Anak : Tinjauan Kebijakan Global dan Intervensi Menuju Target Gizi 2025

Diperbarui: 23 Agustus 2024   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Artikel ini mengangkat isu serius mengenai peningkatan angka kegemukan pada anak-anak di bawah usia lima tahun yang telah menjadi masalah kesehatan global. Berdasarkan data terbaru dari UNICEF, WHO, dan Bank Dunia, jumlah anak-anak yang mengalami kegemukan meningkat drastis dari 32 juta pada tahun 2000 menjadi 42 juta pada tahun 2013. Tren ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 11% pada tahun 2025 jika tidak ada intervensi signifikan.
 
Peningkatan kegemukan pada anak bukan hanya masalah estetika, tetapi merupakan ancaman serius terhadap kesehatan anak-anak di masa depan. Anak-anak yang mengalami kegemukan berisiko tinggi menderita berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, asma, gangguan tidur, dan penyakit hati. Selain itu, dampak psikologis seperti rendahnya rasa percaya diri, depresi, dan isolasi sosial juga dapat mengintai mereka. Tak hanya itu, masalah ini juga membebani sistem kesehatan global secara finansial dan mengurangi produktivitas ekonomi di masa depan.
 
Menyadari besarnya dampak dari masalah ini, Majelis Kesehatan Dunia pada tahun 2012 menetapkan target untuk tidak ada peningkatan angka kegemukan pada anak-anak hingga tahun 2025. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dunia dalam menghadapi krisis kesehatan ini. Meskipun demikian, upaya untuk mencapai target ini memerlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan banyak sektor.
 
Salah satu tantangan terbesar dalam mengatasi kegemukan pada anak adalah kompleksitas penyebabnya. Modernisasi dan perkembangan ekonomi telah membawa dampak positif pada standar hidup masyarakat, tetapi sayangnya juga memperburuk pola makan dan aktivitas fisik. Anak-anak saat ini lebih cenderung mengonsumsi makanan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi, serta menghabiskan lebih banyak waktu untuk kegiatan yang tidak melibatkan aktivitas fisik, seperti menonton televisi atau bermain game.
 
Pencegahan kegemukan pada anak harus dimulai sejak dini, bahkan sebelum anak lahir. Lingkungan selama kehamilan dan masa bayi sangat berperan dalam menentukan risiko kegemukan di kemudian hari. Oleh karena itu, intervensi harus dimulai dari peningkatan status gizi ibu hamil, promosi pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, serta pengaturan pola makan yang sehat sejak masa kanak-kanak.
 
Selain itu, regulasi pemasaran makanan dan minuman kepada anak-anak juga menjadi kunci dalam mengurangi paparan terhadap produk-produk tidak sehat. Banyak negara yang telah mengambil langkah-langkah seperti mengatur iklan makanan di media, melarang penjualan makanan cepat saji di sekolah, dan mempromosikan konsumsi buah dan sayuran segar. Upaya ini harus didukung oleh kebijakan yang jelas dari pemerintah pusat, serta pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaannya di tingkat lokal.
 
Di beberapa negara, intervensi yang berhasil adalah kombinasi dari kebijakan nasional dengan program berbasis komunitas. Misalnya, program yang melibatkan sekolah dan masyarakat lokal dalam mempromosikan pola makan sehat dan aktivitas fisik yang cukup. Pendekatan ini memungkinkan penyesuaian intervensi dengan konteks lokal, sehingga lebih efektif dan berkelanjutan.
 
Namun, tantangan besar dalam upaya ini adalah konsistensi dan keberlanjutan program. Pemerintah harus menunjukkan komitmen yang kuat, tidak hanya dalam hal pengembangan kebijakan, tetapi juga dalam pendanaan dan pelaksanaan program. Tanpa dukungan yang cukup, upaya ini berisiko terhenti di tengah jalan.
 
Di sisi lain, meskipun kebijakan dan intervensi di tingkat nasional penting, keterlibatan aktif dari keluarga dan komunitas juga tak kalah pentingnya. Orang tua memiliki peran kunci dalam mengatur pola makan dan aktivitas fisik anak-anak mereka. Pendidikan tentang gizi yang baik dan gaya hidup sehat harus menjadi bagian integral dari upaya pencegahan kegemukan pada anak.
 
Secara keseluruhan, upaya untuk menahan laju peningkatan kegemukan pada anak memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Diperlukan sinergi antara kebijakan nasional, program komunitas, serta partisipasi aktif dari keluarga. Hanya dengan cara ini, kita bisa mencapai target global untuk tidak ada peningkatan kegemukan pada anak-anak di bawah usia lima tahun pada tahun 2025. Tantangan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk memastikan masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline