Lihat ke Halaman Asli

Bunga Mawar yang Kesepian

Diperbarui: 2 Maret 2020   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sydney, 13 februari 2021

Disini,aku berdiri. Meratapi senja di sore hari, masih teringat bayangan seseorang yang selalu menemaniku,selalu membuatku merasa bahagia ketika dia berada di dekatku. Namun, kini semuanya seolah terhempas begitu saja. Mereka pergi meninggalkanku tuk selamanya dengan cinta yang abadi yang merelung dalam jiwa.

Jakarta, 15 januari 2017

Hallo, namaku Anya aku memiliki kakak laki-laki tampan yang bernama Gavin. Dia seperti sosok seorang pengganti ayah yang selalu menuntunku ketika aku berada dalam jalan yang salah. Dia satu tingkat diatasku.

" Nya, pulang bareng Kakak ya. Pak Haris gak bisa jemput. Tadi dia telepon kakak " ucap Gavin sambil mengangkat sebelah alisnya

"Loh kok Pak Haris malah telepon ka Gavin sih,aneh. Yang dijemput aku, yang di telepon siapa." Ucap Anya cemberut

"Halah, gitu doang kamu marah. Tadi Pak Haris ngomong kok kalau dia sempat telepon kamu tapi gak kamu angkat.Pokoknya nanti kamu tungguin kakak ya. Takutnya kakak masih ada pemantapan. Biasa lah kelas XII lagi sibuk-sibuknya." Ucapnya sambil mengelus kepalaku

"Oke,kak. Yaudah nanti aku tunggu di dekat pos satpam yah. jangan lama,kalau lama mending Anya pulang naik angkot aja " ucap Anya sembari pergi meninggalkan Gavin menuju kelas

Sepulang sekolah, Anya duduk sembari memainkan ponsel nya untuk mengatasi kebosanan karena menunggu sang kakak.

30 menit kemudian.

"Anya!!Ayo naik,keburu ujan. Udah sore banget lagi. Maafin kakak ya, tadi emang pak Edward lagi nyampein banyak materi baru." Ucap Gavin merasa bersalah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline