Lihat ke Halaman Asli

"Gyaru"? Yuk Kenali Kata "Gyaru" yang Tengah Viral di Sosmed

Diperbarui: 26 Juni 2022   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belakangan ini penggunaaan kata-kata dalam ucapan dan keterangan makin luas dan banyak menggunakan kata-kata yang jarang digunakan. Sehingga membuat kita kadang tidak tau maksud dari kata-kata tersebut. Seperti penggunaan kata gal (gyaru). Penggunaan kata tersebut bisa Anda jumpai di dunia nyata maupun di dunia maya seperti di sosial media Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, TikTok dan lain sebagainya.

Gyaru adalah kata serapan dalam bahasa Jepang untuk gal, gyaru sendiri merupakan pengelompokan budaya yang digunakan untuk mendefinisikan remaja perempuan sesuai dengan ciri tertentu. Ciri yang dimaksud adalah penampilan yang keren, berani, dan suka mengikuti trend terbaru. 

Istilah ini secara khusus disematkan kepada gadis-gadis muda berusia 10 sampai 20 tahun yang fashionable, bahkan cenderung kontroversial dalam hal pemilihan busana. Biasanya, busana yang dikenakan gyaru dipengaruhi majalah mode yang mereka baca. Bukan hanya busananya yang nyentrik, gyaru juga memiliki tata rias wajah yang anti mainstream serta rambut yang dicat pirang kecoklatan, mengikuti gaya rambut gadis-gadis Amerika.

Sebenarnya darimana sih asal budaya Gal? Berdasarkan situs Grinnell College, istilah ini mulai diperkenalkan antara tahun 1991 dan 1993. Pada awal 1990-an, gadis dan remaja di kota-kota pada masa itu dipengaruhi oleh paham materialisme kala krisis keuangan Jepang setelah inflasi terjadi. 

Para ayah kehilangan pekerjaan akibat krisis ekonomi di berbagai perusahaan di Jepang menyebabkan para ibu mulai mencari pekerjaan part-time untuk mencari nafkah. Akibatnya, tindak kriminal yang dilakukan oleh remaja di sekolah-sekolah mulai banyak bermunculan yang disebabkan oleh hilangnya perhatian dari orang tua yang bekerja. 

Para remaja mulai kehilangan identitas diri dan tujuan belajarnya, banyak diantara mereka yang turun ke masyarakat untuk bekerja dan mencari ideologi baru. 

Maka bisa dikatakan, gyaru adalah wujud pemberontakan gadis-gadis Jepang kala itu. Di awal kemunculannya, gyaru memodifikasi seragam sekolah mereka. Rok yang tadinya selutut diubah menjadi rok mini, mengenakan kaus kaki longgar, dan rambut yang diwarnai coklat muda.

Diketahui budaya Gal memiliki suatu penampakan dari dunia maya yang berkosmetik berbagai karakter tersebut. Dampaknya para remaja perempuan yang mengikuti gaya gal menjadi kehilangan kesadaran sebagai tanggung jawab dalam menanggulangi banyak biaya yang ditanggungkan untuk berpenampilan. 

Hal ini juga menyebabkan remaja perempuan kurang memenuhi kewajibannya sebagai pelajar, hanya mengembangkan keinginan hidup dalam fashion karakter dunia maya sebagai ajang kepopuleran dijadikan suatu artis di Jepang. Dampak lainnya dari gyaru (gal), remaja perempuan jadi lebih menyukai gaya fashion lain (dari budaya barat) dibanding dengan gaya fashion dari kebudayaan jepang sendiri.

Meskipun gayanya sebagian besar telah menurun sejak akhir tahun 2000-an, namun kita masih bisa menemukan gaya gyaru di Tokyo saat ini. Shibuya menjadi tempat terbaik untuk menemukan gyaru di Tokyo. Shibuya 109 merupakan pusat perbelanjaan yang menjadi simbol dari gyaru (gals). 

Banyak kelompok wanita bertemu di sana untuk belanja memenuhi keinginan mereka. Dengan seiring berjalannya waktu, beberapa gyaru telah melunakkan gaya mereka dan beberapa terus menampilkan tampilan yang lebih intens.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline