Lihat ke Halaman Asli

Makna Penting Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia

Diperbarui: 3 September 2024   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paus Fransiskus di Indonesia (Sumber: Tangkapan Layar Kompas TV)

“Kami, yang percaya pada Allah dan pada perjumpaan akhir dengan-Nya dan penghakiman-Nya, berdasarkan tanggung jawab agama dan moral kami, dan melalui Dokumen ini, menyerukan kepada diri kami sendiri, kepada para pemimpin dunia serta para pembuat kebijakan internasional dan ekonomi dunia, untuk bekerja keras me-nyebarkan budaya toleransi dan hidup bersama dalam damai; untuk ikut campur tangan selekas mungkin untuk menghentikan pertumpahan darah dari orang-orang yang tidak bersalah serta mengakhiri peperangan, konflik, kerusakan lingkungan dan kemerosotan moral dan budaya yang dialami dunia saat ini” (Deklarasi Abu Dhabi, 4 Februari 2019).

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tahun 2024 merupakan sebuah peristiwa yang sangat penting dan bersejarah. Ini bukan sekadar kunjungan diplomatik atau pastoral biasa, tetapi sebuah momentum yang membawa pesan kuat tentang persaudaraan dan moderasi dalam konteks global. Indonesia, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, menjadi latar yang unik bagi kunjungan ini.

Paus Fransiskus dijadwalkan berada di Indonesia selama empat hari, 3-6 September 2024. Setelah beristirahat di hari pertama, di hari kedua Sri Paus akan mengadakan pertemuan kenegaraan dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang dilanjutkan pertemuan dengan kalangan pemerintahan, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Istana Negara. Bapa Suci akan berpidato pada kesempatan ini.

Secara politik kenegaraan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menegaskan hubungan hangat Vatikan dengan Indonesia. Tahta Suci Vatikan merupakan negara awal yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Pengakuan ini menjadi kekuatan Indonesia untuk membebaskan diri dari agresi Belanda pasca proklamasi.  Sejak 6 Juli 1947, Vatikan sudah memiliki kedutaan di Indonesia yang disebut Delegatus Apostolik.

Hadir Membawa Misi Kemanusiaan

Pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Vatikan tentu didasarkan pada alasan kemanusiaan sebagaimana ajaran dasar Gereja Katolik, seperti keberpihakan kepada yang lemah (option for the poor). Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia pastilah bukan semata-mata hubungan bilateral dua negara, melainkan untuk misi kemanusiaan. Paus Fransiskus dikenal karena perhatian akan nilai-nilai kemanusiaan yang sangat besar.

Ketika terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik Sedunia, hal pertama yang dilakukan Paus Fransiskus adalah mengunjungi sebuah pulau yang Italia Selatan tempat menampung para imigran dari Afrika. Sri Paus juga sangat keras mengkritik pemimpin negara yang terlibat perang di Ukraina dan Palestina. Berkali-kali Sri Paus menyerukan agar perang dihentikan karena hanya menghasilkan kesia-siaan belaka.

Paus Fransiskus pernah mengkirik dengan sangat keras Calon Presiden AS Donald Trump yang ketika itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (2017-2021). Trump dikenal dengan kebijakan anti-imigran dengan menutup semua perbatasan negara itu bagi pendatang, terutama kaum muslim. Paus menyebut Trump sebagai ‘bukan Kristen’, karena seharusnya membangun jembatan, alih-alih mendirikan tembok.

“Perang adalah kegilaan. Ini adalah bunuh diri kemanusiaan karena membunuh hati dan membunuh cinta. Ini adalah tindakan kepercayaan pada uang, yang seharunya manusialah menjadi nilai sentralnya. Mari kita hentikan kegilaan ini,” tegas Paus Fransiskus, saat mengunjungi Memorial Perang Redipuglia di Italia, 13 September 2014. Dalam perang, yang menang hanya akan menjadi arang, dan yang kalah menjadi debu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline