Lihat ke Halaman Asli

Lailatul Qodr

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pak Abdul adalah orang paling kaya di perumahan Margomulyo. Sebagai pengusaha, dia memiliki beberapa perusahaan. Katanya kabar burung, perusahaan menengah. Namun sayang, tetangga-tetangga di perumahannya menganggap pak Abdul sebagai orang yang kikir, karena jarang mau memberi sumbangan katanya.

perumahan Margomulyo dikenal sebagai perumahan religius. Menurut data di kelurahan, semua KTP warga perumahan tertulis agama yang sama. Sebuah masjid di perumahan itu begitu megahnya, jauh lebih baik dibandingkan kondisi rumah-rumah disekitarnya. Kata penduduk perumahan, rumah tuhan haruslah lebih bagus dan mentereng dari rumah penduduk. Itu untuk menunjukkan rasa cinta dan sayang penduduk kepada tuhan, kata mereka lagi. Dan sungguh kebetulan, rata-rata penduduk perumahan Margomulyo adalah orang yang berkecukupan, pegawai bermobil dinaslah. Kecuali pak Jono, orang Jombang yang tinggal di rumah bedeng di petak kosong dekat rumah pak Abdul. Dia adalah satpam di perumahan, tukang sampah, sekaligus menjadi pengayuh becak jika sedang tidak bertugas. Selain itu, dia juga membantu bersih-bersih masjid sekalian mendapatkan tambahan duit untuk istrinya yang sedang mengandung anaknya yang pertama.

Malam Minggu ini sudah termasuk sepuluh malam terakhir bulan puasa. Seperti kebiasaan tiap bulan puasa, malam ini di masjid perumahan Margomulyo juga sedang mengundang seorang ustadz untuk mengisi ceramah setelah sholat tarawih. Topik paling ngetrend saat ini adalah tentang lailatul qodar, malam termulia di bulan puasa dan bulan lainnya. Meskipun sedang mendung dan gerimis, hampir semua penduduk perumahan datang ke masjid dan mendengarkan ceramah. Tidak ketinggalan pak Jono yang juga ikut mendengarkan ceramah di depan masjid sambil menjaga motor dan mobil yang parkir dengan hati gelisah karena istrinya tadi mengeluh seperti ada rembesan air dari kandungannya.

"Para jamaah yang dimuliakan Allah. Pada malam lailatul qodar, Allah mengutus malaikat-malaikatnya untuk mengurus segala urusan. Malam itu penuh dengan kesejahteraan sampai terbit fajar." pak ustadz berceramah.

"Barang siapa menemui malam itu dan sedang beribadah, maka akan mendapatkan pahala seperti ibadah seribu bulan.. seribu bulan para jamaah, bandingkan dengan usia kita... seribu bulan pahala.. seperti kita selama hidup selalu beribadah." tandas pak ustadz.

"oleh karena itu, pada sepuluh hari terakhir ramadan tersisa ini, setiap malam mari kita perbanyak ibadah.. sholat, membaca Alquran, itikaf di masjid.. tinggalkan urusan duniawi.. dan cari lailatul qodar..!!" pak ustadz menambahkan dengan bersemangat.

Semua jamaah dengan mengangguk-angguk mendengarkan ceramah..

"Waduh.. aku nanti malam sudah janjian untuk karaoke dengan investor... bagaimana bisa itikaf di masjid." sahut pak Abdul dalam hati dengan muka kecut.

"Ciri-ciri malam lailatul qodar adalah malam yang cerah, tidak panas, tidak dingin, seperti bulan menyingkap bintang-bintang." sayup-sayup pak ustadz melanjutkan ceramahnya sambil mengutip ayat dan hadits... namun...

"Koq ga selesai-selesai tho ceramah ini .. aku kan harus siap-siap untuk nanti malam." keluh pak Abdul yang sudah membayangkan pertemuan tengah malam nanti..

"Duh gusti.. nyuwun ngapunten.. saya ga bisa nyari lailatul qodar.. malam ini istri saya ngeluh sakit.. dan perlu duit." ratap pak Jono sambil menyeka mukanya yang terpercik air gerimis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline