Lihat ke Halaman Asli

Dikira Makhluk Mars, Ternyata Kepulan Debu (Menjelajah Planet Merah, bagian 3)

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1344958281437885811

Foto itu sempat membuat orang banyak terkesiap. Hanya empat menit setelah robot penjelajah Curiosity menyentuh tanah Mars dengan selamat, komputer semi-otomatik memerintahkan dua pasang kamera HazCam, masing-masing sepasang di bagian depan dan sepasang lagi di bagian belakang robot itu, untuk segera mengambil gambar dan mengirimkannya langsung ke Bumi. Maka kala sorak-sorai di Jet Propulsion Laboratory, California (AS) yang menjadi stasiun pengendali robot cerdas ini belum reda, foto-foto tersebut pun mulai berdatangan satu demi satu. Dan sesaat kemudian, sejumlah orang pun terhenyak. [caption id="attachment_206750" align="alignnone" width="539" caption="Gambar 1. Foto yang diambil kamera HazCam bagian belakang dalam empat menit pasca mendarat (kiri) dan 49 menit pasca mendarat (kanan). Bentukan aneh ditandai dalam lingkaran. Sumber : NASA, 2012. "][/caption] Betapa tidak, pada foto yang dibuat pukul 12:18:38 WIB (empat menit setelah mendarat), tampak panorama permukaan Mars dalam warna hitam-putih dengan taburan debu masih menggantung di udara, yang disebabkan oleh hembusan roket retro kala mencoba menurunkan Curiosity. Namun perhatikan lagi lebih cermat. Di balik taburan debu ini, nampak sebuah bentukan aneh nan samar menyerupai segitiga sama kaki menjulang di kaki langit. Sementara dalam foto berikutnya, yang diambil oleh kamera yang sama namun pada pukul 13:03:27 WIB (49 menit pasca mendarat) memperlihatkan bentukan segitiga aneh itu sudah tidak ada, meski taburan debu masih mewarnai udara. Apa sebenarnya bentukan aneh ini sempat menjadi teka-teki. Sejumlah pihak bahkan berspekulasi bahwa bentukan aneh itu adalah penampakan makhluk Mars. Apalagi bentukan tersebut memang menghilang pada foto berikutnya, yang mengesankan seolah-olah ia bergerak sehingga keluar dari medan pandang kamera HazCam. Benarkah? [caption id="attachment_206751" align="alignnone" width="513" caption="Gambar 2. Gambaran robot penjelajah Curiosity dengan bagian wajah dan belakangnya serta posisi salah satu kamera Hazcam bagian belakang. Sumber : NASA, 2012. "]

1344958606366815982

[/caption] Sayangnya, tidak. Evaluasi lebih lanjut memperlihatkan berdasarkan girokompas yang dibawanya, robot Curiosity mendarat dengan wajah menghadap ke azimuth 112. Sistem azimuth ini sebenarnya arah mataangin yang dinyatakan dalam angka-angka dengan nilai maksimum 360. Patokannya, 0 atau 360 = utara, 90 = timur, 180 = selatan dan 270 = barat. Dengan wajah Curiosity menghadap ke azimuth 112, pada hakikatnya robot itu menghadap ke arah tenggara. Kamera HazCam yang merekam bentukan aneh tersebut berada di bagian belakang Curiosity dengan lebar medan pandang (field of view) 120 derajat atau sama dengan lebar medan pandang mata manusia. Dengan posisi bertolak belakang terhadap wajahnya, maka kamera tersebut menghadap ke azimuth (112 + 180) = 292 derajat atau menghadap ke barat laut. Arah hadap ini dikonfirmasi oleh posisi Matahari yang terekam sejajar dengan tengah-tengah kedua foto yang dibuat kamera tersebut. Simulasi dengan software Starry Night memperlihatkan, pada pukul 12:18 WIB Matahari berada di azimuth 285 derajat (tinggi 24 derajat), sementara pada pukul 13:03 WIB Matahari berada di azimuth 283 derajat (tinggi 14 derajat). [caption id="attachment_206754" align="alignnone" width="492" caption="Gambar 3. Simulasi posisi Matahari di lokasi pendaratan Curiosity pada pukul 12:18 WIB. Sumber : Sudibyo, 2012 dengan basis Starry Night. "]

1344959212870242545

[/caption] Dengan arah hadap kamera HazCam di bagian belakang sudah jelas, maka tinggal dicari ada apakah di sisi barat lautCuriosity. Untung ada satelit MRO (Mars Reconnaissance Orbiter) yang memotret lokasi pendaratan dan kawasan sekitarnya secara detil, sehingga memungkinkan kita menganalisis lingkungan sekitar lokasi pendaratan. Cukup mengesankan bahwa pada azimuth 289 derajat dari titik pendaratan Curiosity terdapat jejak hempasan platform. Rupanya, setelah berhasil menurunkan Curiosity dengan teknologi derek antariksanya yang amat mengesankan, platform dengan 8 mesin roket retro segera memutus kabel-kabel penghubungnya ke Curiosity dan terbang ke arah barat laut untuk kemudian menjatuhkan diri pada jarak yang aman. Citra satelit MRO juga memperlihatkan, nampaknya setelah jatuh terhempas ke tanah Mars, platform ini tidak langsung mati karena setidaknya 3 di antara roket retronya masih menyala, ditunjukkan oleh tiga garis hitam yang menyebar namun berpangkal pada satu titik. Saat roket retro ini masih menyala (meski sudah berada di tanah), jelas semburan gasbuangnya bakal mengepulkan debu ke udara. [caption id="attachment_206758" align="alignnone" width="554" caption="Gambar 4. Citra satelit MRO memperlihatkan posisi platform beserta arahnya secatra relatif terhadap lokasi Curiosity. Sumber : NASA, 2012. "]

1344960250772223

[/caption] Jadi, bentukan aneh yang disaksikan dari bagian belakang Curiosity itu lebih logis jika dinyatakan sebagai kepulan debu di udara Mars sebagai akibat masih beroperasinya (sebagian) roket retro meski platform sudah menghantam tanah setelah membuang diri. Bukan makhluk hidup? Kemungkinan itu sangat kecil. Musababnya, tanah Mars bersifat asam dan mengandung banyak ion peroksida sehingga bersifatsebagai oksidator kuat. Hsanya makhluk hidup sekelas bakteri ekstremofil, yakni bakteri yang tahan dalam kondisi sangat ekstrim, yang mampu bertahan hidup di sana.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline