Lihat ke Halaman Asli

Makruf Amari Lc MSi

Pengasuh Sekolah Fiqih (SELFI) Yogyakarta

Biarkan Lailatul Qadar Tetap Menjadi Rahasia

Diperbarui: 13 Mei 2020   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : Moon Night Beauty, pics.ukka.co

Oleh : Ma'ruf Amari, Lc., M.Si.

Pengertian Lailatul Qadr

Dalam kitab Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah disebutkan bahwa Lailatul Qadr tersusun dari dua lafal, yang pertama "lailah". Secara bahasa, kata "lailah"  berarti mulai dari tenggelam matahari sampai terbit fajar, lawannya adalah siang. Makna secara istilah tidak lepas dari makna bahasa. Lafal kedua "al-qadr". Di antara makna al-qadr secara bahasa adalah kemulian dan  kehebatan kelakuan, dan makna lainnya adalah hukum, putusan dan mempersempit

Para ulama berbeda pendapat tentang makna "al-qadr" yang diawali dengan lafal "al-lailah". Di antara mereka berpendapat, yang dimaksud adalah pengagungan dan pemuliaan, seperti firman Allah swt, "Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya" (QS. Al-An'am 91).

Sehingga maknanya adalah malam yang memiliki kehebatan dan kehormatan karena pada malam itu Al-Qur'an turun, dan karena pada malam itu malaikat saling turun, atau karena pada malam itu turun berkah, rahmat dan maghfirah, atau karena orang yang menghidupkannya menjadi memiliki kehebatan kelakuan dan kemuliaan.

Pendapat lain mengatakan: makna "qadar" di sini adalah penyempitan, sebagaimana firman Allah swt, "Dan orang yang disempitkan rezkinya" (QS. Ath-Thalaq : 7). Makna penyempitan pada malam itu adalah menyembunyikan pengetahuan akan waktu definitifnya, atau karena bumi menjadi sempit dengan adanya para malaikat.

Pendapat lain lagi mengatakan, "al-qadr" di sini maknanya "al-Qadar" (dengan huruf dal di-fathah) yang artinya adalah hukum, putusan dan pengadilan. Para ulama mengatakan: dinamai lailatul qadr karena malaikat pada malam tersebut menulis rizki dan usia dan lain-lainnya yang akan terjadi di tahun tersebut dengan perintah dari Allah swt untuk mereka. Pendapat ini didasarkan firman Allah swt,

"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul" (QS. Ad-Dukhkhan : 3 -- 5).

Jumhur ulama berpendapat bahwa lailah mubarakah (malam yang diberkahi) dalam ayat tersebut adalah malam Lailatul Qadar, bukan malam nishfu Sya'ban sebagaimana yang difahami sebagian mufassir. Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah menukil perkataan Ibnu Quddamah: "Lailatul Qadar adalah malam yang mulia yang diberkahi yang diagungkan yang diutamakan". Kemudian Ibnu Quddamah mengatakan, "Terdapat pendapat: disebut Lailatul Qadar karena pada malam itu ditetapkan untuk tahun tersebut segala kebaikan, bencana, rizki dan barakah". (Al-Musu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah juz 35 hal 360, 361)

Keutamaan Lailatul Qadr

Ada sangat banyak keutamaan malam Lailatul Qadr, diantaranya adalah:

  • Malam Turunnya Al-Qur'an
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline